Halo
gimana kabarmu? Sehatkah, apakah kamu baik-baik saja? Sudah sring minum air
putih gak? Ada cerita apa hari ini? Ketika aku mulai menulis ini, aku ingin
kembali menangis, tapi nangis sambil tersenyum sendiri, tertawa, entah.
Mengingat bercampur sedih kali ya, karena kita udah gak bisa baolik. Pasti
capek ya tiap hari aku bilang ayo balik, kita bissa, kita bisa, capek pasti
kan, maafkan aku yang berego ini. Mafin aku juga kalau aku pernah ngasarin
kamu, atau berbicara buruk tantang kamu. Tapi percayalah aku masih sama, masih
orang yang tak tega jika semua dunia mengutuk kamu, percayalah aku masih sama.
Aku malakukan itu semua tak lebih aku ingin mendapatkan perhatianmu, aku ingin
kamu membelas pesan-pesanku aku pingin lihat tertawamu pipimu yang gemes itu
lucu bulat kaya donat jco yang lonjong. Sekali lagi aku minta maaf.
Terlintas
ingatan saat aku melihat triler film danur 2, aku jadi ingat, saat itu ngambil
foto kita terus aku diajak teman-temanku nonton film danur di bec, saat itu
hujan deras jadi selama aku nonton kedinginan, terus makan jco. Nah pas makan
itu aku gak sadar kunci motorku hilang, terus aku chat kamu minta tolong untuk
datang dan kamu mau, saat itu gerimis akhirnya kita satu motor ngambil kunci
serep di kostan, sambil hujan gerimis kita nyanyi-nyanyi sampai dilihat
bapak-bapak di dekat pasar kordon. Kita bahagia. Terus aku ajak kamu makan mie
ayam baso jabrik, terus aku ganti baju, ganti training, kita balik ke bec lagi.
Disitu tragedi training melorot mulu di dekat pintu parkiran motor bec, dan
kamu bilang ih mas kaya qory. Benar-benar saat aku dan kamu gak ada, gak punya
malu.
Saat
itu bulan agustus, setelah konflik dengan om mu, bukuku di sobek chat di baca
nomer simmu di patahkankan. Dan aku benar-benar sedih tak bisa menghubungimu. Kalau
tidak salah itu hari lebaran ke dua. Au chat asti, aku benar-benar tidak mau
kehilangan kamu, dan asti bercerita, kalau nomermu di rusak om mu, dan
tiba-tiba kamu on bilang kita harus berhenti begitu saja. Aku benar-benar
kecewa saat itu dengan keputusanmu. Padahal sebelumnya pas kita ketemu
terakhir, kamu memegang erat aku hingga leherku sakit sampai kamu beliin aku salonpas.
Untuk pertama kalinya aku menggunakan koyo, dan di dalam chat kamu bilang
selalu kangen, kamu bercerita aku mau jemput mas terus aku peluk di bandara
bodoh amat aku gak malu. Tapi semua sirna. Lantas aku bercerita dengan kawan
Raden Sosro Ardijo. Dia chat kamu mungkin, aku sangat sedih sungguh, aku tau
seseorang yang pergi bukan hanya dipanggil oleh masa depannya, ia juga di
dorong masa lalunya. Sampai aku rela mengantar tetangga yang tes kuliah di
bandung selama lima hari, aku berharap bertemu denganmu, sayangnya aku tak bisa
bertemu degan mu, karena kamu sedang terkena sakit cacar, aku kecewa, pulang
dengan rasa kekalahan. Namun saat aku pindah kostan kamu datang untuk
membantuku, dan disitu kita mengakui perasaan yang saling rindu, saling kangen.
Dan lahirlah komiten sampai desember yang terakhir bertemu, aku bahagia bisa
mengembalikan mu lagi. Disitu juga kamu liat aku makan pizza pakai nasi. Dan
utuk pertama di bulan agustus itu aku berjanji untuk menikahimu dan melamarmu. Perempuan
pertama itu adalah kamu.
Diantara
penderitaan rakyat yang di gusur paksa, diantara hamparan sawah yang hijau
habis untuk di bangun bandara. Tapi rakyat di negeri tabah ditemani pilu tangis
air mata, ketika kampung halaman berubah menjadi tempat yang tak kenal lagi Lestari
Alamku Lestari Desaku Dimana Tuhanku Menitipkan Aku Nyanyi Bocah-bocah Di Kala
Purnama Nyanyikan Pujaan Untuk Nusa. Seperti lagu-lagu ibu-ibu tamanasari “
Lebih baik disini tamansari” tangisan haru, aku peluk teh eva dan aku peluk
alya dan ica, gadi kecil yang baru kelas 1 dan kelas 3 SD. Mereka bercerita,
takut ketika bangun tidur sudah kehilangan tetangga dan teman-temannya yang
pindah karena di gusur, anak sekecil itu bergelut dengan kerasnya kehidupan,
padahal matanya adalah pancaran masa depan negeri ini. Kamu masih ingat, saat
itu kita makan KFC di transmart, ada anak kecil yang bukain pintu KFC nya,
sontak hati terketuk, kue leker yang kita beli kita kasih semua, dan beberapa uang
kita berikan. Semoga mereka bersyukur dan bahagia dengan pemberian kita.
Saat
itu kamu datang, dan lagu akad belum terlalu hitz dan populer, aku paksa kamu
lihat video klip itu. Setelah selesai melihat, tiba-tiba kamu nangis dan kita menatap haru sambil menangis bersama. Ternyata sudah sejauh ini perjuangan kita, senang, marah capek
berantem. Sekiranya mungkin mulai hari-hari ini aku mungkin sudah terlalu
penting, dan kamu mungkin juga capek menghadapi keras kepalaku. Aku minta maaf
kepadamu. Kisah cinta atau apalah itu kadang hanya meminta kita membayar tanpa
protes tanpa syarat.
O
ya, hpku sekarang mati rusak, mungkin aku sudah tidak bisa mengabarimu,
mangkannya aku cepat-cepat membuat tulisan, semoga kamu baca sampai tuntas. Aku
tadi liat fotomu di instagram kelas, kamu masih sama, suka tidur di kelas lucu.
Dan aku ucapkan selamat mau uas dan selamat mengerjakan tugas akhir.
Kehilanganmu adalah ujian terberat yang dikirim Tuhan. Mungkin tuhan mengujiku
melaluimu, untuk menghapuskan dosa-dosa yang berkerat dan sulit di bersihkan
ini. Manusia tak lebih insan yang bergelimpangan dosa.Karena dosa itu tidak
berwujud, maka mentalku benar-benar merasakan dengan kesulitan da kesedihn yang
mendalam. Pada tahap ini aku sudah tidak mampu sombong, aku tak lebih dari
butiran jasjus. Aku yakin dalam penderitaan ini, akan membuatku lebih tenang,
lebih dewasa, lebih bijaksana, tak lebih permasalahan ini menuntutku untuk
menstabilkan diriku.
Kebisingan
tak menjadi apa-apa, ketika rindu menerpa. Dan kemaren aku begitu cerdas, maka
aku ingin menggubah dunia. Hari ini aku menjadi bijak, maka aku menggubah
diriku sendiri. Saat itu hari senin kita berpisah, kita memilih berpisah bukan
karena tak bahagia, tapi karena orang tua yang tak menginginkan hadirku. Kita
menangis dan setelah itu kamu diantar gojek terlintas jauh tak terlihat
hanyalah sisa-sisa air matamu yang terlihat membasahi jalan. Baru kita memilih
berpisah, tukang gojek berusaha menggodamu, sungguh sial betul nasibku ini.
Nasib orang yang berharap kembali, tapi kamu tak kunjung kembali-kembali. Jika
Tuhan tak mengabulkan keinginanku, mungkin Tuhan sedang mengabulkan apa yang
aku butuhkan saat ini. Mau tidak mau, hidup harus dijalani, kalau takut pada
ujian dan memilih menghindari persoalan dan lari dari cobaan, berarti aku sudah
tak layak hidup lagi. Tetapi aku sadar tidak menunggu waktuyang pas untuk mati,
karena kita bisa mati kapan saja dan tidak usah repot untuk merencanakan mati.
Semoga kisah ini menjadi kisah yang haru biru, yang awalnya menjadi tangis
kepedihan menjadi tangis haru, tawa yang tersekat, menjadi tawa yang lepas.
Pokoknya segala yang berbalik dari
kenyataan yang perih ini. Selamat berpisah di minggu kesembilan ini.