Pagi ini aku sedikit bangun agak siang, seperti rutinitas biasa aku ambil air wudhu sholat shubuh. Buka hp cek notif, ya isinya pun sama saja, hanya group line, official account, group whatshap, sms dari operator. Pagi ini tidak ada yang spesial di handphoneku. Aku lanjutkan membaca buku prison notebook dari Antonio Gramsci. Lima lembar untuk 45 menit sekaliagus untuk memahami isi dari tulisan dari antonio gramsci. Aku lanjutkan untuk membuka youtube dan aku memutar lagu dari OASIS yang dinyanyikan Noel Gallager, sambil membaca berita terhangat hari iini, masihkah informasi berimbang. Dan ternyata benar masih dalam Trending Topic mengenai zaskia gothic. Padahal masih ada berita menarik yang harus diangkat penggusuran waduk jati gede, atau mengenai pembangunan PLTU di Batang. Seolah benar bagaimana pemilik modal merasa memiliki hal-hal yang tak terbatas dan para kaum prolaterat seperti hewan terlatih yang kapanpun bisa di tindas. Coba anda serch di youtube tulis saja "watchdoc" mungkin anda akan mengerti maksud dari saya, begitu mirisnya negeri ini. Indonesia sudah mulai tak MengIndonesiakan rakyatnya.
Pagi ini saya hanya tiga jam, dengan sedikit penat di kepala. Hp pun kembali berbunyi berkali-kali. Ternyata banyak yang mengucapkan selamat, doa dan sebagainya atas terpilihnya aku sebagai ketua umum di sebuah organisasi. Tak ayal banyak candaan dari sahabat-sahabatku seperti " Cie yang nunda wisuda" " Selamat ya tum". Sebenernya rada risih dengan perabuhan status panggilan ini dari Faris menjadi ketua atau ketum. Mulai membiasakan dengan panggilan baru ini. Tak lupa aku menelefon bundaku untuk meminta doa dan wejengan atas terpilihnya aku sebagai ketua. Saya rasa saya tak bisa seperti ini tanpa doa orang tua yang diijabahi oleh Allah SWT. Kadang saya berfikir, saya tak pernah berfikir untuk menjadi apa-apa di kampus ini. Tapi? ternyata pemikiran saya 180 derajat ketika awal masuk menjadi mahasiswa, yang saya fikirkan hanya cari jilai yang tinggi kuliah cepet lulus, bekerja di perusahaan yang bergengsi. Tapi sekarang aku adalah orang yang melawan orang-orang berfikir seperti itu. Kuliah bukan sekedar ajang mencari nilai yang tinggi, tapi kuliah juga ajang dimana dirimu bisa memaparkan gagasan-gasanmu tentang semua hal. Kuliah ajang mu menjadikan memanusiakan manusia atau menjadi robot perindustrian, itu semua pilihanmu.
Bersandar diatas kasur membuat sedikit aku rebahan tentang pemikiran diorama-diorama tersebut, aku memandangi foto-foto di dinding kamarku. Tersenyumlah sedikit tentang cerita-ceritaku di dalam foto tersebut, Foto bem, foto bersama menteri bem, yakusa 13, foto kementerianku kastrat kajian strategis, foto kelas, atau foto masa kecilku. Atau foto boxku bersama jajaran menteri di kemenkoan eksternal ataupun fotobox lucuku bersama Nisa. Semua foto itu memiliki cerita yang hidup bagiku. Masih ditemani dengan lagu dari oasis ada satu lirik dari lagu Dont Look Back In Anger " Start Revolution from my bed". Membuatku sedikit bangkit, dan aku melihat sebuah kado terbungkus rapi di pojok kiri kamarku dan ada kitkat greentea yang masih terbungkus rapi uga. Kadang aku berfikur kenapa aku suka memberikan surprise yang aneh kepada dia, mencari-cari hal yang dia suka, begitu bodohnya aku. Rela berpanas-panasan, kehujanan, hanya ingin membuat dia bahagia bersamaku. Padahal sebenarnya aku bukan orang yang bertipe seperti itu, aku kadang cuek atau males peka kepada seorang wanita. Aku teringat akan pesan bundaku " Akan ada masanya seorang pria yang keras kepala akan menuruti perintah seorang wanita karena ia benar-benar mencintainya". Dia seolah merubahku aku yang keras kepala, bisa cepat berubah jika dia yang memintanya, rasanya aku tak sanggup menolak permintaan tersebut. Aku seperti boneka lucu di depan dia. Kado itu ingin aku berikan tapi sebenarnya dia tidak ulang tahun, tapi gak tau kenapa aku ingin memberikan dia sebuah hadiah.
Aku kembali cek notif hp apakah dia yang line aku setelah satu hari tak ada kabar darinya. Ternyata dari bundaku yang meminta aku pulang, aku pun berjanji setelah progres 2 tugas akhirku dan setelah pemilihan staff di pengurusanku selesai aku akan pulang.
Masih sama tak ada kabar dari dia, aku rasa ini memang resiko untuk mencintai dia. Seperti halnya bagiku kau adalah sebuah kepastian untuk diperjuangkan, sedangkan bagimu aku masih sekedar keraguan untuk dipastikan. Kadang aku berfikir seperti itu, bagaimana lagi? aku hanya berusaha berfikiran positif mungkin dia sedang sibuk dengan berbagai urusannya, seperti pesan dia " kan kita masih punya kehidupan masing". Kata itu seperti memberikan kesan yang menurutku yasudahlah mungkin sampai disini usahaku, tinggal aku berdoa saja yang terbaik untukku dan untuk dia. " Ya Tuhan, jika dia jodohku, dekatkanlah, jika bukan tak apa, saya akan tetap memperjuangkannya". Unik memang serasa aku tak bisa lepas dari dia setelah sekian tahun komunikasi putus nyambung. Apalagi setelah seseorang yang pernah dekat dengan dia kembali muncul menginvite line ku. Tapi bagiku ahh bodo amat biarlah, itu hanya pemikiran anak yang sedang beranjak dewasa. Aku dengan dia, seperti aku dituntut untuk selalu mengerti dia. Kadang aku berfikir, aku ingin menjadi sepasang yang seperti ini: kamu lupa dia mengingatkan, dia marah kamu menyenangkan, kamu lelah dia menyemangati, mengimbangi, melengkapi. Rasanya itu bimbang kok berat sebelah tapi yasudah kembali ini memang resikoku.
Hal yang tak bisa aku pungkuri adalah setelah berbulan-bulan, dia masih punya tempat kembali, memang sedikit menyebalkan. Yang paling mengerikan dari perasaan adalah, kamu masih peduli. Bahkan setelah bertahun-tahun pergi, setelah bertahun-tahun berpisah.
Terimakasih untuk dia :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar