Aku mahasiswa telkom university Bandung. Kata temenku si iqbal, aku sekarang dipanggil maahasiswa transmigran. Kenapa transmigran, ya karena aku pindah dari kota ke desa, dari FIT ke FIF. Aku mahasiswa ekstensi lebih tepatnya. Tapi aku tak menyebutnya kasta tak ada tulisanku hanya itu sudut pandangku tak lebih. Aku kali ini akan bercerita tentang nisa, seseorang yang dulu sempat singgah di hatiku. Bagiku si nisa itu bukan untuk ku pamerkan. Tapi untuk ku resmikan. Baru setelah resmi baru ku pamerkan. Lantas Bandung bagiku adalah tempat paling romantis. Ya meski aku tidak tinggal di kota bandung, aku tinggal di kabupaten bandungnya. Dulu aku berfikir saat masuk telkom aku kira kampusku ini dingin sejuk, di dalam kota bandung yang nyaman. Tapi ternyata berada di kabupaten Bandungnya . Adakah yang sempat berfikir sepertiku? Yang penting sama-sama Bandung, tambahi dikit jadi bandung coret. Oh ya, tiap aku duduk di depan jendela asrama yang menghadap tol buah batu, atau setiap kuliah di GKU3, kalau liat tol rasanya pingin pulang. Bandung juga menjadi awal pertemuanku dengan nisa. Nisa sendiri adalah perempuan yang lahir di ujung timur Indonesia tapi keturunan asli sunda, yang memilih menetap di Bandung ketika dia SMA. (Kalian bisa membaca pertemuanku dengan nisa, di part 1 bisa atau tidak tapi akan kuceritakan sedikit tentang pertemuanku dengan nisa) Aku bertemu dengan nisa melalui jejaring komunikasi Line, awal hanya iseng masuk group dengan segala ke gak jelasan kuliah. Dari situ aku liat hidung yang tak mancung, kalau pake kacamata pasti melorot, tapi cukup imut. Kalau di hitung dari tahun 2017 aku kenal nisa sudah hampir 2tahun. Hubunganku dengan nisa mengalir begitu saja, di tahun 2015 aku tak pernah mengungkap perasaanku kepada nisa hingga aku tahu dia sudah dengan orang lain. Memang sih yang start duluan belum tentu finish duluan. Hubunganku dengan nisa masih tetap berjalan dengan baik. Hingga di tahun 2016, dengan segala jampi-jampi unek-unek di bulan maret pertengahan uts, aku menulis cerita tentang nisa, ternyata responnya dari yang baca bagus, itulah awal mula aku membuat blog ini untuk mengabadikan ceritaku dengan nisa, seseorang yang tak mau, yang tak akan, yang tak bisa, yang tak tak tak tak ku lepas lagi aku janji dengan diriku sendiri. Nisa pun melihat ceritaku dia pun merespon dengan bahagia, dari awal ceritaku tersebut komunikasi yang jarang menjadi intens. Hingga aku diundang untuk pemutaran film yang film nya di buat oleh nisa. Ini adalah awal pertemuanku dengan nisa. Rasa yang sempat pudar itu, kembali datang. Rasanya cinta itu sesuai dengan hukum kekalan energi " energi tidak dapat di ciptakan dan tidak dapat di musnakan" cinta itu gak bisa kita bikin dia datang dengan sendirinya, move on pun butuh proses hingga bekas luka itu hilang. Dan aku kini meminta hatinya dengan baik-baik. Aku melihat nisa adalah sosok yang tak sempurna, sama denganku yang tak sempurna dengan kepincanganku, tapi dia bisa menerima kekuranganku. Itulah yang aku butuhkan, bukan sempurnanya dia, tapi dia yang mampu membuatku merasa sempurna.
Awal pertemuan itu, aku memang sengaja tak mau berbincang dengan dia setalah pemutaran film nisa selesai. Banyak teman nisa yang memberikan selamat atas kesuksesan pemutaran film nya. Dan aku mengucap selamat atas keberhasilanmu, aku titipkan pesan itu melalui rintik hujan, karena ada yang percaya di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa di dengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansikan ingatan masa lalu. Dua minggu kemudian aku mendapatkan pesan Line dari nisa yang sedang pusing ujian, hingga akhirnya aku mengajak ke mcd kopo, karena mcd buah batu sudah persis kantin telkom yang pindah sedikit dengan warna warni jaket himpunan. Nisa adalah penggemar chocotop tapi kalau makan paket panas 1 bisa awet di perut sampai 1hari. Jadi kalau ajak jalan nisa itu hemat, ekonomis, agronomis. Menuju kopo melewati perempatan buah batu yang katanya perempatan itu tidak adil atau perempatan 1000 tahun lamanya (kalian kalau lewat perempatan itu coba cek lokasi di path maka kalian akan menemukan nama lokasi yang lucu yang khusus didikasian untuk perempatan buah batu). Banyak cerita selama duduk di sini mulai dari awal kenal, pemutaran film dia, hingga sekarang semua tak berubah. Hingga siang menuju sore aku bilang "photo box kuy" dia pun mengiyakan. Hmm ada kejadian lucu saat photo box, saat mau tag gaya pertama tiba-tiba listrik mati dan nisa bilang "kak aku takut gelap" aku pun memegang tangannya, dan itu genggaman tanganku yang terakhir juga untuk nisa, rasanya begitu. Setelah itu kita mulai menyusun rencana untuk menikmati kota Bandung, mulai dari menikmati masakan nisa dengan lalapan yang aneh, camping di ranca upas dengan bintang nya. Main ke pasar malam kiara condong cuma buat beli kembang gula atau gulali kapas, atau wisata culiner cari es krim karena nisa penikmat ice cream. Sekarang aku tahu Tuhan kan nggak mungkin langsung sedekah ke orang-orang, ya kalianlah sedekah duit kalau punya duit, sedekah ilmu, sedekah senyum.
Masa sih kalau sudah gitu Tuhan gak bales cintamu? Tapi gak mungkin dia belai-belai langsung rambutmu, sentuh bibirmu.
Maka Tuhan ciptakan “wakil”nya, yaitu pacarmu. Maka doalah, “Tuhan, semoga Nisa ini betul-betul orang yang kau pilihkan untukku. Bismillah Nisa yang akan menyumparkan hidupku menjadi shaff di belakangku kelak. Juga dengan Bandung, Bandung memang indah dengan segala isinya apa lagi dengan adanya Nisa makin lengkap sudah sudah keindahan Bandung. Bandung adalah monumen yang merangkum hak dasar semua orang untuk merasa rindu bagi yang pernah bersamanya, bagi yang pernah merasakannya. Nisa juga tak pernah absen memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas akhirku, kalau gak aku kerjaain bakal pundung lama kaya perempatan buah batu. Nisa juga yang membantuku menjadi dubber pengisi suara apliksai. Sampai aku bilang ke nisa " kamu tahu gak bedanya kamu sama skripsiku ; kalau skripsi ku itu tugas akhir kalau kamu itu cinta terakhir". Bahagia dengan skripsi dan nisa hingga aku berharap Nisa menjadi pendamping wisudaku cieelah tapi beneran loh.
Tapi hubunganku dengan nisa gak semulus skripsiku. Entah karena emosiku yang saat itu meledak-ledak dengan H-2bulan sidangku aku kehilangan nya, kehilangan nisa, penyemangatku pengisi dubbingku. Aku menyesal, tak pelak aku takut nisa tak mau mengisi dubbingku, maafkan aku nisa. Tapi syukur nisa benar-benar profesional dia tetap menyelesaikan dubbingnya. Nisa telah menghilang perlahan, aku menyesal. H-3hari menuju sidang, aku melihat facebook nisa dan telah berpacaran. Aku memilih menghentikan semua pekerjaan skripsiku aku sekarang mengalah dengan perasaanku. Tapi aku masih yakin dengan nisa. Aku masih berjuang untuk nisa. Orang yang kuat adalah ketika 7 milyar orang di dunia tidak pernah tahu dia menangis. Terus berusaha, tidak menyerah. Aku tidak menyerah dengan nisa dan akhirnya aku resmi melewati proses sidang 2jam yang menegangkan, resmi sudah mendapatkan gelar Ahli Madya. Tapi perjuangan masih ada satu lagi, yaitu mengembalikan nisa untuk jadi pendamping wisuda juga pendamping hidup. Aku berfikir Juli adalah ulang tahunya, segala upaya momen itu aku pakai untuk mengembalikan nisa. Hingga aku membelikan boneka beruang tapi itu bukan sembarang boneka(semoga nisa masih menjaga boneka itu). Hingga aku benar-benar tahu nisa tak bisa kembali kepadaku. Kini aku tahu, kamu boleh berharap, tapi kamu juga harus tahu caranya berhenti. Aku dan kamu pernah menjadi kita. Sebelum perpisahan itu nyata aku pernah bilang "kamu tahu bedanya kamu dengan air ; kalau air itu sumber masa depan, kalau kamu adalah sumber masa depanku. Hingga kemarin saat aku menulis cerita tentang syakira. Nisa sempat chat aku menanyakan syakira itu siapa dan mengajakku ketemu untuk sekedar cerita, katanya lama tak bertemu. Dan dari semua obrolan itu, aku tahu Nisa akan melaksan tunangan. Dari semua itu kini aku benar-benar berusaha hidup tanpa nisa, sejauh apapun kenangan kita buang, kita asingkan, mereka akan terus ada, sama halnya dengan photobox itu yang masih tertempel di dinding kamarku.Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu, mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, kini aku juga tahu arti kata ini " Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa" Jika nisa itu adalah kesalahan, jika nisa adalah salah ketik yang di sengaja, aku menikmati kesalahan itu. Semua nya telah dipisahkan oleh takdir masing-masing. Dan lebih dari itu terimakasih untuk kota Bandung yang sudah mempertemukanku dengan nisa. Kota Bandung bukan hanya sekedar kota, lebih dari itu kota ini, dari setiap sudutnya melibatkan perasaanku, Bandung ku pasti kembali. Aku pun berjanji dengan diriku akan datang ke hari bahagianya Nisa. Kini dengan akhir tulisan ini aku merasa rindu dengan nisa, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu. Sudah ku akhiri tulisan ini karena esok pagi aku akan pindah kostan. Pindah kostan itu gampang, membersihkan kostan itu gampang yang susah adalah membereskan kenangannya. Terimakasih Nisa :)