Minggu pagi itu aku
bersiap, kukancingan kemejaku dengan rapih, sepatu pantofel, berlari sambil
melihat jam di tangan, memakai helm dan bersiap mengendarai motor, tak lupa aku
pasang lagu berjudul I Dont Care “Cause
I don't care when I'm with my baby, yeah”. Dalam perjalan, aku melihat
pengendara motor sedang bertengkar, mungkin yang bertengkar adalah sepasang
kekasih. Setelah melewati perempatan, aku berjalan dan melintasi pengendara
motor yang terjatuh. Terlintas akan sebuah tulisan “Lelakiku bukan sebuah
kesalahan, ia merawatku dengan penuh keberanian. Perempuanku bukan kemungkinan,
ia menjagaku dengan keyakinan. Lelakiku bukan pahlawan, ia berjuang demi
keserdahanaan. Perempuanku bukan rumah ia sebuah perjalanan tanpa ujung, kita
sepasang yang bukan-bukan” Ingatan akan tulisan tersebut terhenti, ketika ada
seorang pengamen kecil dan seorang anak kecil berjoget di perempatan, ada
beberapa anak menjual tisu, menjual vitacamin, aku merogoh celanaku, aku
membeli vitacimin, aku berikan uang lebih, bagiku beragama itu berbuat baik
tanpa merasa dirimu yang terbaik. Begitulah potret kemiskinan sudah dipandang
biasa saja, kemisikanan hanya dekat dengan angka statistik, tapi jauh dari rasa
kemanusian. Lampu hijau, tanda berjalan, di sepanjang jalan penuh spanduk poster
caleg, maupun partai politik, semrawut tanpa ada penataan, penuh janji yang
ditawarkan, apakah mereka jika terpilih di sumpah dengan kitab suci, masihkan
akan berbuat tercela, korupsi misalnya? Jika memang masih dilakukan Tuhan pun
rasanya ada hanya dibuat becandaan bagi mereka yang melanggar sumpah. Tiba-tiba
di pinggir jalan ada beberapa orang sedang berorasi dan berteriak, ada serikat
buruh sedang berdemo, aku mendapat relase demo tersebut, mereka dari sebuah
pabrik penghasil sepatu internasional, dan permalahannya adalah pabrik
distributor itu bangkrut, dan pengembangnya kabur, juga belum membayarkan THR
pekerjanya. Mereka menuntut haknya, nasib buruh kasar selalu rentan tanpa ada
perlindungan tapi berbeda dengan nasib pengembang selalu dipermudah, seharusnya
semua dapat perlindungan, pantas saja di Al-Quran ditulis “Tahukah kamu apakah
jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan.”
(QS. Al Balaad ayat 12 - 13). Dengan skill selip menyelip melewati beberapa angkot
berjejer, mereka saling membunyikan klakson, entah sudah beberapa rindu yang
tumpah? Sampai di gedung aku tuju, aku sisir kembali rambut yang berantakan.
Aku tarik nafas dan melangkah, dalam gedung ini, aku melihat perempuan yang
anggun dengan senyum yang manis. Orang yang pernah mengisi gaduh-ramainya
perasaan, melewati jalan buah batu, Pelajar Pejuang, Karapitan, Dago, Riau,
Lembang, terimakasih atas tawanya, tangisannya, marahnya, punduhnya bahkan
pesan “Sudah baca buku hari ini?”. Senyum, menginat peristwa tersebut, memang
benar hal terpenting dari sebuah perjalanan bukanlah tujuan, melainkan teman
seperjalanan. Sebelum menyalaminya, karena tak ada kopi, aku ambil air putih
dan sedikit memejamkan mata “Segelas rindu pelarian dari sepi harus kumulai,
lagi sejak pagi. Dari senandung di kamar mandi hangga siul yang aku ciptakan
sambil membuat penuh gelas dengan kopi yang tertuang bersama harapan akan
menemukan sesuatu untuk mengisi ruang dan waktu luang supaya aku memiliki jeda,
meski singkat, sebelum tercebur, lagi, ke dalam ketergesaan hidup yang begitu
sehari-hari. Pintu yang akan kubuka nanti adalah ambang batas antara
kesepian di dalam diriku dan sebuah
dunia yang tak pernah sepi dari kabar dan berita yang sama sekali tak dapat
kita pastikan. Pagi itu, pagi ini, dan pagi lain yang datang dan berbicara
kepada diriku tanpa bahasa dari kehadiran tubuhmu adalah segelas penuh rindu
yang mesti kutandaskan sendiri, dan diriku, sebagaima denganmu, saat ini telah
tuntas menghabiskan segelas kopi hanya untuk kemudian menjadi gelas yang
berdiri bisu di sudut meja ini: sendiri dan kosong, sampai seseorang datang
mengisinya, lagi.” Sampai diatas aku salami satu persatu, dan aku mengucapkan “Selamat
atas pernikahanmu”. Hidup tak lebih seperti roler coster, naik dan turun, jika
takut cukup tutup mata dan teriaklah sekencang-kencangnya. Karena tugas manusia
adalah menjadi manusia.
Cuma Iseng
Selasa, 25 Juni 2019
Minggu, 01 April 2018
Surat Ini Untukmu
Halo
gimana kabarmu? Sehatkah, apakah kamu baik-baik saja? Sudah sring minum air
putih gak? Ada cerita apa hari ini? Ketika aku mulai menulis ini, aku ingin
kembali menangis, tapi nangis sambil tersenyum sendiri, tertawa, entah.
Mengingat bercampur sedih kali ya, karena kita udah gak bisa baolik. Pasti
capek ya tiap hari aku bilang ayo balik, kita bissa, kita bisa, capek pasti
kan, maafkan aku yang berego ini. Mafin aku juga kalau aku pernah ngasarin
kamu, atau berbicara buruk tantang kamu. Tapi percayalah aku masih sama, masih
orang yang tak tega jika semua dunia mengutuk kamu, percayalah aku masih sama.
Aku malakukan itu semua tak lebih aku ingin mendapatkan perhatianmu, aku ingin
kamu membelas pesan-pesanku aku pingin lihat tertawamu pipimu yang gemes itu
lucu bulat kaya donat jco yang lonjong. Sekali lagi aku minta maaf.
Terlintas
ingatan saat aku melihat triler film danur 2, aku jadi ingat, saat itu ngambil
foto kita terus aku diajak teman-temanku nonton film danur di bec, saat itu
hujan deras jadi selama aku nonton kedinginan, terus makan jco. Nah pas makan
itu aku gak sadar kunci motorku hilang, terus aku chat kamu minta tolong untuk
datang dan kamu mau, saat itu gerimis akhirnya kita satu motor ngambil kunci
serep di kostan, sambil hujan gerimis kita nyanyi-nyanyi sampai dilihat
bapak-bapak di dekat pasar kordon. Kita bahagia. Terus aku ajak kamu makan mie
ayam baso jabrik, terus aku ganti baju, ganti training, kita balik ke bec lagi.
Disitu tragedi training melorot mulu di dekat pintu parkiran motor bec, dan
kamu bilang ih mas kaya qory. Benar-benar saat aku dan kamu gak ada, gak punya
malu.
Saat
itu bulan agustus, setelah konflik dengan om mu, bukuku di sobek chat di baca
nomer simmu di patahkankan. Dan aku benar-benar sedih tak bisa menghubungimu. Kalau
tidak salah itu hari lebaran ke dua. Au chat asti, aku benar-benar tidak mau
kehilangan kamu, dan asti bercerita, kalau nomermu di rusak om mu, dan
tiba-tiba kamu on bilang kita harus berhenti begitu saja. Aku benar-benar
kecewa saat itu dengan keputusanmu. Padahal sebelumnya pas kita ketemu
terakhir, kamu memegang erat aku hingga leherku sakit sampai kamu beliin aku salonpas.
Untuk pertama kalinya aku menggunakan koyo, dan di dalam chat kamu bilang
selalu kangen, kamu bercerita aku mau jemput mas terus aku peluk di bandara
bodoh amat aku gak malu. Tapi semua sirna. Lantas aku bercerita dengan kawan
Raden Sosro Ardijo. Dia chat kamu mungkin, aku sangat sedih sungguh, aku tau
seseorang yang pergi bukan hanya dipanggil oleh masa depannya, ia juga di
dorong masa lalunya. Sampai aku rela mengantar tetangga yang tes kuliah di
bandung selama lima hari, aku berharap bertemu denganmu, sayangnya aku tak bisa
bertemu degan mu, karena kamu sedang terkena sakit cacar, aku kecewa, pulang
dengan rasa kekalahan. Namun saat aku pindah kostan kamu datang untuk
membantuku, dan disitu kita mengakui perasaan yang saling rindu, saling kangen.
Dan lahirlah komiten sampai desember yang terakhir bertemu, aku bahagia bisa
mengembalikan mu lagi. Disitu juga kamu liat aku makan pizza pakai nasi. Dan
utuk pertama di bulan agustus itu aku berjanji untuk menikahimu dan melamarmu. Perempuan
pertama itu adalah kamu.
Diantara
penderitaan rakyat yang di gusur paksa, diantara hamparan sawah yang hijau
habis untuk di bangun bandara. Tapi rakyat di negeri tabah ditemani pilu tangis
air mata, ketika kampung halaman berubah menjadi tempat yang tak kenal lagi Lestari
Alamku Lestari Desaku Dimana Tuhanku Menitipkan Aku Nyanyi Bocah-bocah Di Kala
Purnama Nyanyikan Pujaan Untuk Nusa. Seperti lagu-lagu ibu-ibu tamanasari “
Lebih baik disini tamansari” tangisan haru, aku peluk teh eva dan aku peluk
alya dan ica, gadi kecil yang baru kelas 1 dan kelas 3 SD. Mereka bercerita,
takut ketika bangun tidur sudah kehilangan tetangga dan teman-temannya yang
pindah karena di gusur, anak sekecil itu bergelut dengan kerasnya kehidupan,
padahal matanya adalah pancaran masa depan negeri ini. Kamu masih ingat, saat
itu kita makan KFC di transmart, ada anak kecil yang bukain pintu KFC nya,
sontak hati terketuk, kue leker yang kita beli kita kasih semua, dan beberapa uang
kita berikan. Semoga mereka bersyukur dan bahagia dengan pemberian kita.
Saat
itu kamu datang, dan lagu akad belum terlalu hitz dan populer, aku paksa kamu
lihat video klip itu. Setelah selesai melihat, tiba-tiba kamu nangis dan kita menatap haru sambil menangis bersama. Ternyata sudah sejauh ini perjuangan kita, senang, marah capek
berantem. Sekiranya mungkin mulai hari-hari ini aku mungkin sudah terlalu
penting, dan kamu mungkin juga capek menghadapi keras kepalaku. Aku minta maaf
kepadamu. Kisah cinta atau apalah itu kadang hanya meminta kita membayar tanpa
protes tanpa syarat.
O
ya, hpku sekarang mati rusak, mungkin aku sudah tidak bisa mengabarimu,
mangkannya aku cepat-cepat membuat tulisan, semoga kamu baca sampai tuntas. Aku
tadi liat fotomu di instagram kelas, kamu masih sama, suka tidur di kelas lucu.
Dan aku ucapkan selamat mau uas dan selamat mengerjakan tugas akhir.
Kehilanganmu adalah ujian terberat yang dikirim Tuhan. Mungkin tuhan mengujiku
melaluimu, untuk menghapuskan dosa-dosa yang berkerat dan sulit di bersihkan
ini. Manusia tak lebih insan yang bergelimpangan dosa.Karena dosa itu tidak
berwujud, maka mentalku benar-benar merasakan dengan kesulitan da kesedihn yang
mendalam. Pada tahap ini aku sudah tidak mampu sombong, aku tak lebih dari
butiran jasjus. Aku yakin dalam penderitaan ini, akan membuatku lebih tenang,
lebih dewasa, lebih bijaksana, tak lebih permasalahan ini menuntutku untuk
menstabilkan diriku.
Kebisingan
tak menjadi apa-apa, ketika rindu menerpa. Dan kemaren aku begitu cerdas, maka
aku ingin menggubah dunia. Hari ini aku menjadi bijak, maka aku menggubah
diriku sendiri. Saat itu hari senin kita berpisah, kita memilih berpisah bukan
karena tak bahagia, tapi karena orang tua yang tak menginginkan hadirku. Kita
menangis dan setelah itu kamu diantar gojek terlintas jauh tak terlihat
hanyalah sisa-sisa air matamu yang terlihat membasahi jalan. Baru kita memilih
berpisah, tukang gojek berusaha menggodamu, sungguh sial betul nasibku ini.
Nasib orang yang berharap kembali, tapi kamu tak kunjung kembali-kembali. Jika
Tuhan tak mengabulkan keinginanku, mungkin Tuhan sedang mengabulkan apa yang
aku butuhkan saat ini. Mau tidak mau, hidup harus dijalani, kalau takut pada
ujian dan memilih menghindari persoalan dan lari dari cobaan, berarti aku sudah
tak layak hidup lagi. Tetapi aku sadar tidak menunggu waktuyang pas untuk mati,
karena kita bisa mati kapan saja dan tidak usah repot untuk merencanakan mati.
Semoga kisah ini menjadi kisah yang haru biru, yang awalnya menjadi tangis
kepedihan menjadi tangis haru, tawa yang tersekat, menjadi tawa yang lepas.
Pokoknya segala yang berbalik dari
kenyataan yang perih ini. Selamat berpisah di minggu kesembilan ini.
Selasa, 27 Maret 2018
Syakira yang melambat pelan 1
Temani aku hari dengan
segelas air putih untuk mengmbil nafas yang hilang kemaren sore. Setiap langkah
adalah misteri kita hanya bisa menghitung berapa kali kita bisa melangkah, esok
adalah misteri dan hari ini adalah proses menuju lebih baik.
Perkenalanku dengan
seorang yang bernama “Syakira Azka” membuatku diriku berwarna, melebihi tujuh
warna mejikuhibiniu. Semenjak hari itu jiwaku mulai bergairah dan dentum
jantungku mulai berdetak keras dan hariku warna warni. “Kekasihku seperti
burung murai suaranya merdu. Matanya kaca hatinya biru. Kekasihku seperti
burung murai bersarang indah di dalam hati (W.S.Rendra)”. Rendra membuatku tau
sekarang, ada burung murai hinggap dihatiku sayangnya saat itu momen yang tidak
pas aku sedang terkena kasus skorsing “buku kiri”. Suatu ketika maret di tahun
lalu, setelah uts di parkiran teknik, aku chat syakira kira-kira seperti ini;
Aku : Mau kemana?
Syakira : Mau ke
oriflame
Aku : Ikut dong
Syakira : Ayok
Syakira datang dan aku
prkir motorku, di WDP, aku pasrahkan motorku disitu, aku tancap gas motor
syakira honda beat warna merah dengan plat belakang Z yang sudah miring,
ditahan dengan seutas tali rafia.
Aku berangkat melalui
jalan Batununggal, sepanjang jalan dia terus menyanyikan lagu shape of you,
padahal aku tau suara syakira tak begitu bagus karena suaranya bindeng. Setelah
pesan, aku mengajak syakira sholat. Dan di saat itu dia memamerkan gigi
gingsulnya di sebelah kiri. Dia bilang “Gigi gingsul itu gigi mahal, orang
jepang itu suka dengan gigi mahal mas” Dan hari itu, aku telah jatuh cinta
dengan gigi gingsul itu. Lepas itu aku menuju miko mall, aku mengajak dia
nonton film ex-men. Selama di bioskop aku tertidur penat capek juga, aku juga
liat muka syakira sedang tertidur juga. Jadi kita bayar dua puluh lima ribu
hanya untuk tertidur.
Aku berkenalan dengan
syakira, dan berujung aku mengungkapkan perasaanku. Kurang lebih ada lima kali
aku mengungkapkan perasaanku dan selalu di tolak, dengan alasan traumatis,
dengan alasan luka di masa lalu salahsatunya di selingkuhi. Tapi tidak untuk
yang ke lima, aku masih ingat saat itu sekitar jam 10 malam, aku meyakinkan
dia, dan akhirnya aku diterima. Saat itu hari sabtu, dengan hujan gerimis
rintik kita bisa dikatakan jadian. Hari itu juga kita putuskan keluar jalan-jalan
sebagai sepasang kekasih. Tujuan pertama adalah menuju soerabi setiabudi, enak
sepertinya dingin-dingin makan soerabi. Kita berhenti di pom bensin didaerah
setiabudi, aku sendiri saat itu gak pegang uang baru besok di transfer dan pake
uang syakira serartus ribu, kita isi bensin. Sampai disana kita malah beli
bakso bukan soerabi. Aku tak menyangka hari itu aku bisa bersama dengan
syakira. Cintaku kepada syakira terjadi begitu saja, aku tak tahu mengapa, aku
sekedar menyadari ternyata rasa seperti itu benar-benar ada. Dan kini engkau adalah mata dan aku adalah
air matamu.
Waktu saat itu, masih
pukul 1 pagi, kita lanjutkan perjalanan ke bukit bintang moko, saat berangkat,
kita berhenti disekitar taman cikapundung, untuk beli minyak kayu putih.
Syakira mengoleskan minyak itu ke leherku dan juga ke leher dia, dia bilang ini
untuk menghangatkan tubuh mas. Sekitar pukul 03,00 kita ke indomaret beli snack
untuk kita makan sambil menunggu matahari terbit. Sesampai di moko uang kita
tersisa dua puluh ribu, dan tiket masuk berdua adalah dua puluh empat ribu,
sambil kita cari receh di saku untuk masuk, akhirnya kita menemukan uang yang
pas untuk masuk. Sambil menunggu aku tertidur di mushola, aku sudah tak kuat
lahi menahan kantukku, saqmpai adzan shubuh syakira membangunkanku untuk
menjalankan sholat shubuh. Hingga matahari itu benar-benar terbit, dan dilama
hatiku aku berdoa semoga engkau yang terakhir dalam hidupku syakira. Akhir dari
perjalanan itu adalah aku sudah tak kuat menyetir motor lagi aku sangat
mengantuk, setelah turun dari moko, syakira bergantian menyetir motor, sambil
helmku berbenturan dengan syakira karena benar-benar tidak bisa menahan kantuk
yang teramat ingin di tidurkan. Aku pasrah dengan kantukku.
Satu hari itu aku telah
mengenal kembali apa itu yang dinamakan cinta, yang sudah hilang dalam kamus
hidupku sekitar dua tahun lamanya.
Goresan Rindu
// Kau tak pernah
sekedar sketsa.
Bagiku, goresan
tentangmu selalu utuh.
Hanya sedikit waktu
yang kuperlu untuk mengingatmu.
Sisanya, sebagian besar
umurku , habis untuk gagal melupakanmu.
//Kau tak punya
senggang, aku tak miliki waktu luang. Yang ada cuma hati lapang.
Aku menghabiskan
sepanjang hari untuk bersiap melupakanmu sepanjang malam.
Ketika malam tiba,
mengapa bukan pelita?
Mengapa pelukmu yang
bikin aku menyala?
Masih hangat pelukmu,
ketika mulai dingin malamku.
//Bila tak bisa
mengerti, cobalah tidak mengerti. Begitulah aku terhadapmu.
Kita masih akan
sepasang remaja kelak di ufuk umur yang menua merah bata.
Ini bukanlah kata- kata
yang kurangkai, tapi peristiwa-peristiwa yang kita bingkai.
//Berkawan sunyi,
kulawan sepi. Sendiri.
//Siapa saja boleh
mengutip kata -kata rindu.
Toh mereka tetap harus
mencantumkan kau dan aku.
//Yang kumau bukan
peredam, bukan pula pereda.
Rindu bukanlah soal
dendam, tak juga melulu cinta.
Rindu tak mengenal
lelah, meski cinta tak pernah istirah.
//Aku tidak sedang
bermimpi, sejak kau bukanlah imaji.
Sebenarnya bukan kau
yang berbahaya, tapi cintaku yang menggila.
//Jika kau sudah
selesai, aku hanya ingin dibelai.
Cinta selalu butuh
bahan tertawaan agar buku harian tak penuh tangisan. (Chandra Malik)
Selasa, 23 Januari 2018
Lupa ; (1)
Aku memulai dengan menulis ini
ketika adzan Magrib, dengan sedikit ditemani musik. Aku mencoba rutin untuk
menulis sambil meluapkan emosiku. Entah apa yang ada di otakku sekarang,
sepertinya otakku sedang tidak aku dengan hatiku. Hatiku terus berdenyut kencang
dan otakku terus melawan dan membatasi suara-suara itu. Aku benar-benar tak
enang. Kata temanku Viena, coba untuk wudhu dan sholat sunnah, sudah ku coba
tapi gagal. Aku coba juga untuk rutin puasa senin-kamis supaya bisa tenang sampai aku beli air zam-zam di pusat
oleh-oleh haji, harapanku hanya untuk aku bisa tenang. Tapi rasanya sama tak
berubah sampai aku menulis ini aku masih merasakan perdebatan otak dan hatiku.
Ada apa dengan diriku? Kenapa Dia
begitu semenakutkan itu? Dia adalah perempuan yang mengambil separuh hati ini. Lantas
aku berfikir apa yang harus aku lakukan untuk melupakan Dia? Kata temanku satu
lagi, cara cepat lupa ya kenal lagi sama perempuan lan. Tapi bagiku itu itu
bukan jawaban yang aku butuhkan. Aku takut rasaku tak sama ketika berkenalan
dengan orang baru. Aku takut dihantui Dia, yang nanti bisa tiba-tiba muncul.
Dari bangun pagi aku terus
berfikir bagaimana ini? Seperti biasa jika aku tak mandi ketika kuliah pagiku,
yang aku lakukan gosok gigi, pakai conditioner sama sabun muka. Kamar mandi
adalah tempat merdeka selama dikamar mandi ku coba berfikir, ternya kandas
juga. Apa yang harus aku lakukan manusia ber ipk 2,8 yang sudah kuliah di
Bandung hampir lima tahunini, yang kosa kata basa sunda gak nambah-nambah ?
Cuma tau maneh, urang, sabaraha yang kosa kata sedehana lah.
Aku coba membaca buku-buku yang
ada di kamarku, bagiku buku adalah investasi yang bahagia. Kalian bisa baca
buku kapan saja murah dan sederhana. Aku lihat koleksi buku, berisi filsafat,
sejarah peradaban atau tentang buku-buku Islam. Rasanya aku malas baca buku
berat dengan kondisi hati yang sedang compang-camping ini. Aku coba jalan ke
toko buku di bilangan buah batu.
Sebelum ada mall terusan buah batu
sudah macet, panas, berdebu, dan jalan yang berlubang. Sudah hampir lima tahun
aku lewat jalan itu tak pernah berubah. Di tambah sekarang jalan buah batu
banyak sekali tempat nongkrong anak muda, restoran cepat saji ada dimana-mana. Membosankan
dengan macetnya buah batu. Aku putuskan tidak ke palasari ke toko buku
langgananku aku memilih di togamas saja.
Aku tak terlalu lama mencari buku
disitu cukup lima belas menit aku jatuh pada buku dari Puthut EA “Cinta Tak
pernah tepat Waktu” dan “Para Bajingan Yang menyenangkan”. Hari sabtu saat itu,
sebelum aku jemput dia aku sempatkan membeli buku ini. Aku memang sudah janji
dengan dia hari itu untuk membahas masalah yang terus berlarut-larut.
Selama aku tiga hari aku bisa
menyelesaikan buku “Cinta Tak pernah tepat Waktu”, aku tertarik pada halaman
202-203. Isi dari buku itu “ Saat aku menjenguk istri seorang teman, psikolog
dari Surabaya. Waktu itu aku bertanya : Mas bagaimana ceritanya kamu dapat
Mbakyu....” lalu temaku menjawab... “
Begini dik, dulu itu aku bercita-cita mempunya istri yang cantik, cerdas, kaya
dan kalau bisa dari anak bangsawan... Tapi, ketika aku berumur 27 tahun, sosok
yang kuidamkan belum juga kudapatkan. Lalu aku menurunkan kriterianya menjadi
cerdas, cantik, dan kaya. Tapi, seiring waktu, tetap saja kau belum
mendapatkannya. Lalu kuturunkan lagi menjadi cerdas dan cantik saja. Toh
kekayaan bisa dicari bersama-sama nanti. Eh, ternyata tidak dapat juga.
Akhirnya aku bingung. Padahal kriteriaku tinggal cerdas dan cantik saja Kalau kuturunkan
lagi, apa yang aku pilih ya? Kalau cantik tapi
tidak cerdas, wah... bagaimana aku ngajak ngomong dia? Kalau cerdas tapi
tidak cantik.. ya gimana juga? Nah, akhirnya aku dapat dia, ya istriku ini..” ‘Ya
Bu Ya’
Begitu
ujarnya sambil menengok ke arah istrinya, dan tersenyum menggoda.”Lihatlah
istriku ini bukan dari kelas bangsawan. Tidak begitu kaya. Tidak juga begitu
cantik. Juga tidak begitu cerdas. Tapi.. Tuhan memberi anugerah luar biasa
kepadanya. Ia seorang orang sangat bijaksana....”
Konon
kata salah satu keponakan yang menunggui saat kematian mendatangi sang istri,
ia menyimak percakapan terakhir ini. Percekapasn antara si suami dan si
istri...
“Mas
aku ingin mengatakan untuk terakhir kalinya bahwa aku sangat ingin menemani Mas
dan anak-anak di hidup ini... Tapi, Tuhan sepertinya menginginkan yang lain. Tidak
mengapakan? Toh aku tetap menemani Mas dan anak-anak... Hanya saja di dunia
yang berbeda. Itu saja..”
Lalu
sang suami menjawab...
“Dik
sudah lama kita bersama. Aku berterima kasih kamu telah bersamaku dan bersama
anak-anak. Kamu ibu yang sangat luar biasa, dan kamu juga istri yang sangat
luar biasa. Selama bersamamu, aku hanya punya satu kesimpulan besar : aku tidak punya alasan untuk tidak
mencintaimu samnpai kapanpun....”
Entah setelah membaca kisah itu,
aku merasa apa yang sudah aku lakukan selama ini? Aku Cuma masuk perputaran
yang sama. Kenalan – Suka – PDKT – Pacaran – Putus – pacaran lagi. Ah rasanya
kita akan terus masuk kelubang masuk lubang yang sama. Sampai di gedung A di
temani danus dan satu ekado aku berbicara dengan hatiku. “Jika aku nanti
berakhir dengan dia, aku tidak mau langsung pacaran. Biar aku sembuhkan dulu
luka-luka ini, hingga aku memang benar-benar siapa. Benar-benar siap untuk
tertawa berbahagia lagi dengan orang lain. Aku takut jika aku belum bisa
menyembuhkan luka ini, rasa yang dipaksakan itu gak enak malah akan terus
saling menyakiti. Aku harus siap dengan konsekuensi yang ada”
Buku di tangan kiri, kopi di
tangan kanan jodoh di tangan tuhan plus tangan mama. Sampai malam hari aku
menyelesaikan bku n aku tahu memang cinta selalu datang terlambat, jika tak
terlambat cinta selalu datang pada waktu yang tak pernah tepat, tak bisa kita
duga-duga. Cinta sepert kenangan yang akan selalu kamu ingat, tapi kalian aku
harus bisa melupakan cara hidup dengan dia. Jangan kata semua hal yang sama itu
selalu berjodoh, misalnya jenis kelamin?
Sudah aku akhiri saja bagian
pertama tulisan ni, mungkin minggu depan aku coba menulis yang lain.
aku
tidak punya alasan untuk tidak mencintaimu samnpai kapanpun...
Jumat, 05 Januari 2018
Desember
Ada apa di bulan
Desember, sepertinya aku benci sekali dengan bulan ini? Kenapa harus lahir di
Bulan ini? Di bulan ini aku juga harus mengetahui, aku tidak bisa sembuh dari
sakit fisik cerebal palsay atau kelainan otak kecil. Dan sekarang di bulan Desember
aku sekalagi harus menerima kenyataan. Bulan Desember bulan yang penuh air
mata. “Adakah bahasa yang lebih sederhana, lebih murni, lebih tidak munafik
daripada air mata; bahasa tanpa kata-kata dan tanpa batas? setiap tetesnya
merupakan jeritan pedihnya, jeritan pecinta yang merindu. Bukankah benar bahwa
mata lebih mengungkapkan kebenaran daripada lidah? Bukankah air mata adalah
syair terindah dan cinta yang paling jujur? Tidakkah air mata mencerminkan iman
yang paling melimpah, hasrat yang paling mendalam, perasaan yang paling bergelora?
Bukankah air mata merupakan bentuk ucapan yang paling murni dan bentuk cinta
yang paling halus? Semua ini berbaur dalam satu hati cinta. Semuanya berpadu,
melebur, dan membentuk sebuah tetesan yang hangat. ini mereka namakan air mata”
(Ali Syariati). Desember bulan penghujung, bulan yang tidak jelas (termasuk
musim hujan atau musim kemarau). Terkutuklah aku yang lahir di bulan Desember
ini. Tapi di bulan ini banyak orang-orang yang mengupdate senja di bulan
Desember, entah itu di Facebook, Instragram, WhatsApp, mereka berbahagia dengan
senja. “Senja tak pernah salah. Hanya kenangan yang kadang membuatnya basah.
Dan pada senja, akhirnya kita mengaku kalah. Tentu saja sebut itu rindu, karena
sepi adalah bagian dari itu. Tapi banyak orang berkata jika rindu itu pahit,
aku curiga mereka menyimpan rindu di empedu bukan dihati. Dan Senja adalah
semangkuk bubur kerinduan yang berharap menjadi nasi. Yang aku percaya adalah
keseimbangan, tak salah lagi aku selalu mengagumi senja. senja cukup lapang
untuk menampung gelap dan cahaya juga duka dan suka secara bersamaan.tak peduli
kebaikan atau keburukanmu, suka atau duka. 1 kesalahan saja kita akan selalu
mengingat kesakitan itu, tapi aku tidak. yaa mungkin benar senja menyimpan
luka. tapi luka hanya sebuah pernik kecil dari rantai bahagia. Begitulah senja
dalam mataku. Dan ketika malam datang pandangi langitnya, tapi jangan
menghitung bintangnya. Karena, kau takkan pernah sadar jika kau salah satu dari
mereka. Tapi begitulah Kita, sedekat mata kiri dan kanan, hanya saja kita tak
pernah bisa saling memandang. Dan kita adalah satu dalam dua yang tak menyatu.
Kita tak terpisah dalam kebersamaan yang tak pernah bersama. Kita nyata dalam
mimpi yang tak terjadi. (Nom De Plume)” Desember juga bulan yang menakutkan
bagi beberapa mahasiswa, mereka harus sudah membayar kuliah nanti cepat
regristrasi tidak berebut memilih dosen. Atau Bulan yang menyeramkan untuk
melihat IGracias tiap hari berdoa sembahyang tak pernah telat untuk sekedar
berharap mendapatkan nilai rata kiri, bukan rata kanan. Ya begitulah berebut
kelas, berebut dosen untuk sebuah nilai, kadang aku harus menghargai diriku
sendiri dengan berhenti mencoba menjadi normal, jika normal hanya sebuah
standard yang dibuat oleh banyak orang yang bukan sepertiku. Usahakan ketika melihat
igracias jangan sendirian. “Dan kepada kamu, aku benar-benar benci jatuh cinta.
Aku takut kalo dijalan kenapa-napa amit-amit dan ini jadi kenangan terakhir
kita gitu. karena nggak ada kenangan lain yang kayaknya lebih bagus dibanding
aku selama ini nyebelin buat kamu.
aku juga takut jangan -
jangan hubungan ini juga bukan punya kita doang tapi bisa jadi ini punya kedua
orang tua kamu misalnya tiba-tiba mereka jadi nggak sreg sama aku dan nyuruh
kita putus.
aku takut karena bisa
aja ini suatu waktu diambil dari aku.ya gitu, coba deh kamu tanya lagi.kenapa
sih kamu sayang sama aku? ya karena aku nggak selamanya bahagia sama kamu, aku
juga ada sedihnya, aku juga ada takut, dan aku juga ada kecewa karena kamu satu
paket sama itu dan aku yakin kamu pun juga gitu”(Mas Radit). Desember pun
menjadi bulan anak Telkom untuk bersabar pulang, untuk mununggu nilai semua
keluar. Bandung menjadi saksi perjuangan anak-anak Telkom. “Dan Bandung bagiku bukan
Cuma urusan wilayah belaka..lebih jauh dari itu melibatkan Perasaan yang
bersamaku ketika sunyi. Mungkin saja ada tempat yang lainnya ketika ku berada
di sana akan tetapi perasaanku sepenuhnya ada di Bandung yang bersamaku ketika
rindu” (Pidi Baiq). Ya Bandung menjadi bukti cinta dan saying mu terhadap
apapun yang kalian ingankan dan kalian perjuangkan, tapi taukah kalian akan
cinta? “Cinta adalah reaksi kimia, sebuah efek yang ditimbulkan oleh feromon,
endorphin, dan serotonim yang kelak mungkin saja menghilang. Iya, cinta bisa
menghilang. Lantas, kenapa kakek dan nenek kita bisa bertahan hidup berdua
sampai mereka meninggal? Karena saat cinta menghilang, mereka punya sesuatu
yang disebut kasih sayang, keterbiasaan, empati, dan tentu saja komunikasi.
Jadi untukmu, aku tidak tahu sampai kapan aku bisa jatuh cinta padamu. Tapi aku
jamin, aku akan jadi orang yang terbangun disebelahmu dan mengatakan “ hidup
akan baik-baik saja selama kita memiliki kita(Fiersa Besari).” Ada orang-orang
yang bersama, tapi tidak jatuh cinta.Ada pula orang-orang yang jatuh cinta,
ditakdirkan bersama.Hidup ini memang begitu-begitu saja. 7 milyar manusia di
atas bumi; tiap detik, setidaknya ada yang jatuh cinta, pun tiap detik, ada
yang berpisah.
“Kecewa
dan Depresi di Bulan Desember”
Bandung, 23
Desember 1994
(Azka)
Selasa, 10 Oktober 2017
Untuk Mu Yang Bertambah Usia
Hei selamat ulang tahun
Hei maaf kalau aku
sering gak jelas di igmu
Hei maaf kalau pernah
mengagumimu
Hei semoga jadi abdi
tenagara, tapi jangan pukulin aku, karena aku seorang demonstran
Hei sepertinya kamu
sedang jatuh cinta dengan seorang polisi
Polisi bagiku itu
seperti pacar, kalau kamu tanya kenapa? Ini jawabnya “pacar adalah polisi yang
disamarkan... karna tugasnya cuma jagain jodoh orang!”
Hei kalau jadi jomblo
jangan lama-lama, karena jomblo takut masuk kamar mandi karena “mau kekamar
mandi takut terjatuh dan tak bisa bangkit lagi”
Hei semangat larinya,
maaf kalau aku Cuma bisa menyemangati lewat instragram
Hei kamu itu kecil lucu
seperti bandung
Ya kenapa bandung,
bandung itu punya asia afrika sejarah besar bangsa ini. Bandung menjadi kota
anti kolinailesme dam imprealisme penjajahan. Bandung punya pohon-pohon yang
besar rindang untuk dinikmati atau untuk sekedar menulis parafrase ini. Bandung
juga punya pusat kreatif center, Bandung punya cibaduyut pusat pembuatan sepatu gak kalah
dengan merek luar negeri, ngomongin sepatu itu kayak pacaran "Pacaran itu
kayak nyari sepatu. Semuanya bisa punya. Tapi nggak semuanya pas, kan” Bandung
itu juga punya cafe-cafe yang lucu punya yang desert yang enak, punya ice cream
yang enak juga, oh iya disalah satu cafe di bandung punya qoute yang lucu “konon
jika jodoh adalah tulang rusuk. maka mantan sudah menjadi fosil alias tulang
belulang..” Bandung punya braga perlintasan yang unik, memang macet tapi kamu
tak akan bosan dengan lukisan yang ada di sekelilingnya, seperti lukisan alis
matamu “Di bawah alismu hujan berteduh. Di merah matamu senja berlabuh. Tapi terkadang Bandung menjadi menyebalkan di hari jumat malam – minggu karena
terkadang bandung macetnya suka gak memanusiakan manusia, apalagi pemerintah
kota bandung mau menutup ojek dan taksi online, hmm apa kata dunia, tapi
sebentar ngomongin malam mingggu “yang jomblo jangan ngenes kalo malem minggu
ga sengaja ngeliat orang pelukan. paling tidak kita masih memeluk agama (?)”
begitulah nasib para jomblo di hari libur “kedua tangan jomblo diciptakan untuk
memeluk dirinya sendiri”. Yaps bgitulah kesamaan mu dengan bandung. Kamu
istimewa walau terkadang menyebalkan, dan ketidak sempurnaanmu menyempurnakan
aku. Semoga kita bisa berkeliling bandung di suatu waktu nanti.
Hei 7 milyar manusia di
atas bumi; tiap detik, setidaknya ada yang jatuh cinta, pun tiap detik, ada
yang berpisah.
Hei ingat ketika kamu
bertambah umurmu sama dengan kamu dekat dengan ajalmu
Maaf jika yang ku beri
bukanlah jam dan cincin. Bukan seikat bunga, atau puisi, Juga kalung hati. Juga
bukan ini teh kantong bunda sari murni yang rasanya enak sekali. Maaf, bukannya
pelit, Atau nggak mau bermodal dikit. Yang ingin aku, beri padamu dan dan
tulisan setulus hati.
Di akhir aku mau
sampaikan dan doakan Tunjukilah kami jalan yang lurus (shiratal mustaqim),
yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan
jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “
(Al Fatihah:6-7). Semoga kita terus di jalanNya dan kamu teruslah menjadi
perempuan yang kuat seperti Malahayati atau kartini
Tulisan ini
terinspirasi di hujan sore ini “Ketika matahari mulai redup, sang awan pun
dengan seksama jadi penguasa langit, terimakasih untuk hujan sore ini..”
Dari Aku
Lazuardi Faris
Jalan-jalan
ke kota Paris, lihat orang berbaris-baris
Nama
saya Lazuardi Faris, Walau hitam tapi Manis
Minggu, 01 Oktober 2017
Rindu Nisa
Kamu tahu gak bedanya tanggal 28 Oktober dengan 29
Oktober itu apa? Kalau 28 Oktober itu Sumpah Pemuda kalau 29 Oktober itu “Sumpah
Aku Sayang Kamu”. Ya kemarin di hari minggu tiba-tiba aku teringat seseorang
dari masa laluku “Nisa”. Kalian pernah merasa gak tiba-tiba kangen dengan
seseorang dari masa lalu kalian? Bagaimana rasanya?
Hmm tiba-tiba bayangan
nisa itu hadir, senyum dan wangi rambutnya melayang-layang diatas ingatanku.
Minggu yang sedikit mendung itu makin sulit membangunkanku dari tidur. Semua ingatan
itu tiba-tiba hadir;
Nisa bagaimana kabarmu,
masih ingatkah tentang ingatan dulu tantang kita?
Nisa....
Dulu aku bercita-cita
menjaga dirimu, menghadapi dunia bersama
Cinta bagi kita adalah
jatuh berdua dan bangkit bersama
Menyiapkan senyum
terbaik masing-masing
Aku ingin menjagamu
ketika sedih menyerang mu
Aku ingin menjagamu
ketika sakit datang
Aku ingin bersamamu
Aku ingin menemanimu
ketika kamu pusing dengan tugas kuliahmu
Aku ingin menemanimu menunggu
delivery munjul yang lama itu
Kamu punya aku dan aku
punya kamu
Aku ingin menjagamu
dari kesombonganmu datang
Aku akan menemanimu
ketika kamu pusing dengan skiripskimu
Aku akan menunggumu di
depan pintu Tuch, menunggumu keluar wisudaan
Aku akan menemanimu
ketika kamu menyerah bingung saat mencari kerja
Aku akan menjagamu
ketika kamu boros belanja dengan gaji pertamu
Aku akan mununggu
dengan bingung saat akad nikah menjelang
Aku adalah ayah dengan
satu istri dan dua anak
Aku akan menemanimu setiap
kehamilanmu
Aku akan menjagamu,
menemanimu ketika proses kelahiran datang
Nisa
Hingga kita tua duduk
bersama di kursi goyang bersama
Pegang taganku
Hingga aku menemanimu
di liang yang satu
Dan Kamu di sebalahku
Hari itu, hari nisa
kembali. Aku beranikan chat dengan nisa tapi aku tetap saja tak bisa untuk aku
bilang “Aku Rindu Kamu Nisa”. Puncak rindu seseorang seperti bilangan biner “0
dan 1” bilangan yang sederhana hanya ada 0 dan 1. Aku ingin mencintaimu
sesederhana itu.
Langganan:
Postingan (Atom)