Selasa, 10 Oktober 2017

Untuk Mu Yang Bertambah Usia

Hei selamat ulang tahun

Hei maaf kalau aku sering gak jelas di igmu

Hei maaf kalau pernah mengagumimu

Hei semoga jadi abdi tenagara, tapi jangan pukulin aku, karena aku seorang demonstran

Hei sepertinya kamu sedang jatuh cinta dengan seorang polisi
Polisi bagiku itu seperti pacar, kalau kamu tanya kenapa? Ini jawabnya “pacar adalah polisi yang disamarkan... karna tugasnya cuma jagain jodoh orang!”

Hei kalau jadi jomblo jangan lama-lama, karena jomblo takut masuk kamar mandi karena “mau kekamar mandi takut terjatuh dan tak bisa bangkit lagi”

Hei semangat larinya, maaf kalau aku Cuma bisa menyemangati lewat instragram

Hei kamu itu kecil lucu seperti bandung

Ya kenapa bandung, bandung itu punya asia afrika sejarah besar bangsa ini. Bandung menjadi kota anti kolinailesme dam imprealisme penjajahan. Bandung punya pohon-pohon yang besar rindang untuk dinikmati atau untuk sekedar menulis parafrase ini. Bandung juga punya pusat kreatif center, Bandung punya cibaduyut pusat pembuatan sepatu gak kalah dengan merek luar negeri, ngomongin sepatu itu kayak pacaran "Pacaran itu kayak nyari sepatu. Semuanya bisa punya. Tapi nggak semuanya pas, kan” Bandung itu juga punya cafe-cafe yang lucu punya yang desert yang enak, punya ice cream yang enak juga, oh iya disalah satu cafe di bandung punya qoute yang lucu “konon jika jodoh adalah tulang rusuk. maka mantan sudah menjadi fosil alias tulang belulang..” Bandung punya braga perlintasan yang unik, memang macet tapi kamu tak akan bosan dengan lukisan yang ada di sekelilingnya, seperti lukisan alis matamu “Di bawah alismu hujan berteduh. Di merah matamu senja berlabuh. Tapi terkadang Bandung menjadi menyebalkan di hari jumat malam – minggu karena terkadang bandung macetnya suka gak memanusiakan manusia, apalagi pemerintah kota bandung mau menutup ojek dan taksi online, hmm apa kata dunia, tapi sebentar ngomongin malam mingggu “yang jomblo jangan ngenes kalo malem minggu ga sengaja ngeliat orang pelukan. paling tidak kita masih memeluk agama (?)” begitulah nasib para jomblo di hari libur “kedua tangan jomblo diciptakan untuk memeluk dirinya sendiri”. Yaps bgitulah kesamaan mu dengan bandung. Kamu istimewa walau terkadang menyebalkan, dan ketidak sempurnaanmu menyempurnakan aku. Semoga kita bisa berkeliling bandung di suatu waktu nanti.

Hei 7 milyar manusia di atas bumi; tiap detik, setidaknya ada yang jatuh cinta, pun tiap detik, ada yang berpisah.

Hei ingat ketika kamu bertambah umurmu sama dengan kamu dekat dengan ajalmu


Maaf jika yang ku beri bukanlah jam dan cincin. Bukan seikat bunga, atau puisi, Juga kalung hati. Juga bukan ini teh kantong bunda sari murni yang rasanya enak sekali. Maaf, bukannya pelit, Atau nggak mau bermodal dikit. Yang ingin aku, beri padamu dan dan tulisan setulus hati.


Di akhir aku mau sampaikan dan doakan Tunjukilah kami jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “ (Al Fatihah:6-7). Semoga kita terus di jalanNya dan kamu teruslah menjadi perempuan yang kuat seperti Malahayati atau kartini


Tulisan ini terinspirasi di hujan sore ini “Ketika matahari mulai redup, sang awan pun dengan seksama jadi penguasa langit, terimakasih untuk hujan sore ini..”


Dari Aku


Lazuardi Faris



Jalan-jalan ke kota Paris, lihat orang berbaris-baris
Nama saya Lazuardi Faris, Walau hitam tapi Manis



Minggu, 01 Oktober 2017

Rindu Nisa

            Kamu tahu gak bedanya tanggal 28 Oktober dengan 29 Oktober itu apa? Kalau 28 Oktober itu Sumpah Pemuda kalau 29 Oktober itu “Sumpah Aku Sayang Kamu”. Ya kemarin di hari minggu tiba-tiba aku teringat seseorang dari masa laluku “Nisa”. Kalian pernah merasa gak tiba-tiba kangen dengan seseorang dari masa lalu kalian? Bagaimana rasanya?



Hmm tiba-tiba bayangan nisa itu hadir, senyum dan wangi rambutnya melayang-layang diatas ingatanku. Minggu yang sedikit mendung itu makin sulit membangunkanku dari tidur. Semua ingatan itu tiba-tiba hadir;


Nisa bagaimana kabarmu, masih ingatkah tentang ingatan dulu tantang kita?
Nisa....
Dulu aku bercita-cita menjaga dirimu, menghadapi dunia bersama
Cinta bagi kita adalah jatuh berdua dan bangkit bersama
Menyiapkan senyum terbaik masing-masing
Aku ingin menjagamu ketika sedih menyerang mu
Aku ingin menjagamu ketika sakit datang
Aku ingin bersamamu
Aku ingin menemanimu ketika kamu pusing dengan tugas kuliahmu
Aku ingin menemanimu menunggu delivery munjul yang lama itu
Kamu punya aku dan aku punya kamu
Aku ingin menjagamu dari kesombonganmu datang
Aku akan menemanimu ketika kamu pusing dengan skiripskimu
Aku akan menunggumu di depan pintu Tuch, menunggumu keluar wisudaan
Aku akan menemanimu ketika kamu menyerah bingung saat mencari kerja
Aku akan menjagamu ketika kamu boros belanja dengan gaji pertamu
Aku akan mununggu dengan bingung saat akad nikah menjelang
Aku adalah ayah dengan satu istri dan dua anak
Aku akan menemanimu setiap kehamilanmu
Aku akan menjagamu, menemanimu ketika proses kelahiran datang
Nisa
Hingga kita tua duduk bersama di kursi goyang bersama
Pegang taganku
Hingga aku menemanimu di liang yang satu
Dan Kamu di sebalahku


Hari itu, hari nisa kembali. Aku beranikan chat dengan nisa tapi aku tetap saja tak bisa untuk aku bilang “Aku Rindu Kamu Nisa”. Puncak rindu seseorang seperti bilangan biner “0 dan 1” bilangan yang sederhana hanya ada 0 dan 1. Aku ingin mencintaimu sesederhana itu.


Minggu, 17 September 2017

Bingung Judulnya Apa

Sore, tulisan ini kubuat di sore hari. Melihat jalan sukapura yang lagi cor buatku menjadi angin segar walau sedikit panas. Karena kostku tak lagi bising gemuruh motor dan mobil yang terlalu barlalu lalang, aku berharap selamanya di cor saja kesalku.Biar aku menikmati sukapura yang tak terlalu bising ini untuk sementara waktu. Aku hanya bisa menikmati sukapura yang hening hanya di tengah malam.

Seperti halnya sore ini, aku mendapatkan beberapa undangan pernikahan. Baik dari teman angkatanku maupun beberapa senior di kampusku. Aku Cuma berfikir, umurku sudah 21 tahun, mungkin 4 atau 5 tahun aku menyusul untuk menikah. Tapi pertanyaanku, jika aku menikah kelak 10 atau 15 tahun nanti, ketika bentuk tubuh pasanganku telah berubah, tak seperti muda dulu, apakah aku akan tetap mencintainya. Aku berharap iya, aku tetap terus mencintainya. Aku berharap juga untuk semua laki-laki ketika kalian mau menikah bukan melihat perempuan sebagai “objek sex” atau hanya untuk sebagai meneruskan keturunan tapi pandanglah perempuan sebagai orang yang kelak menemanimu sebagai orang yang menunggumu setia hingga di liang kubur. “Kamu di liang yang satu, dia di sebelahmu”

Waktu punya hal kalkulasi yang menarik, waktu juga hal lucu dan unik. Ada orang yang bilang “Biakan waktu yang menyembuhkan luka” dan ada yang bilang “Biarkan aku terus mencintaimu”. Dua hal berbeda yang memandang waktu kadang bisa jadi temanmu, sahabatmu, atau bahkan musuhmu? Terserah kamu melihat waktu seperti apa? Lantas aku berfikir kembali. Hari itu, aku melihat dua orang, mungkin dua orang tersebut sedang berpacaran. Aku melihat hari ini berpacaran, aku tidak tahu tiga bulan atau bulan lagi seperti apa? Bisa putus, lantas setelah kalian move on, setelah move on, kalian kembali kenalan, PDKT, lantas pacaran. Lebih singkatnya, pacaran-putus-move on-kenalan-PDKT-pacaran-putus. Terus berputar, entah sampai kapan berhenti dengan hal koyol itu, aku atau kamu menjaga jodoh orang lain. Pernahkah kalian berfikir seperti itu? Ada orang-orang yang jatuh cinta, tapi tidak ditakdirkan bersama. Ada orang-orang yang bersama tapi tidak jatuh cinta. Ada pula orang yang jatuh cinta, ditakdirkan bersama. Semoga kalian yang sedang jatuh cinta ditakdirkan untuk bersama. Amien.


Hatimu tempat terhangat untuk terbakar, tempat terindah untuk padam.......


Oh ya, satu lagi jangan pernah mencintai dengan alasan bagiku ketika orang itu mempunya alasan untuk mencintai seseorang dia belum sepenuhnya mencintai, tapi dia mencintai ada mau nya. Biarkanlah aku mencintaimu tanpa tapi. Karena aku mencintaimu tanpa karena.


Bahagia itu sederhana: salah potong rambut tapi malah terlihat lebih cantik......


Lantas aku berfikir kembali tentang manusia. Manusia tak lebih semakin hari semakin lucu, mereka bersekolah dari Sd-Sma 12 tahun, lantas kuliah kurang lebih 4-5 tahun, berlomba-lomba mencari pekerjaan, dapat kerja, beli rumah, beli mobil, lantas menikah, punya anak, biayain anak sekolah. Hingga tanpa sadar sudah berumur 40an. Tanpa sadar sudah tua tak lagi mudah. Berlomba-lomba sukses secepatnya, becandaan dengan teman-temanku kalian bisa sukses kalau sudah bisa beli rumah di Batununggal. Mungki itu kenapa ada kata Sumber Daya Manusia (SDA) tak lebih arti kata itu adalah orang yang sudah lulus dalam pendidikan yang siap bekerja dan siap di gaji. Entah itu di gaji murah atau mahal, tapi aku yakin kalian sudah mematok ketika aku lulus nanti, aku harus mendapat gaji sekian juga harus bekerja google, microsoft, dll. Hingga tanpa sadar selama kuliah atau selama hidup kita tak pernah berbuat apa-apa, selain memikirkan hidup kita sendiri. Yaudalah biar jadi “anti sosial-sosial club” Tapi itu kembali lagi ke pilihan kalian mau jadi apa nanti kalian, berfikir egois atau ya jadi manusia yang bisa memanusiakan manusia.


Kamu sering lupa bahwa sebenarnya kamu bahagia.....


Satu hal lagi, jika bumi dan isinya itu di ciptakan Tuhan untuk manusia. Tapi kenapa kita harus berebut minyak, berebut lahan, berebut tambang. Semua di perjual belikan.Konfliktimur tengah bagiku bukan konflik permainanan Syiah atau Sunni, itu hanya permainan media. Tapi jela disitu ada perebutan minyak bumi. Negeri ini pernah dijajah karena negeri ini memiliki rempah-rampah yang melimpah, hingga jadi budak belanda selama 350 tahun. Semoga negeri ini gak ada lagi perebutan seperti di timur tengah, dan tentunya aku berharap sebelikamoga oksigen terus digratiskan tanpa diperjualbelikan. Gak kebayang kalau kuliah harus ke kantin beli oksigen. Dan jagalah aku dari sifat sombong dan ketamakan Ya-Rob.

“seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan”

(Pramoedya Ananta Toer)


Dari calon ayah dengan satu istri.

Senin, 04 September 2017

Syakira Yang Bertanya

Betapa bahagianya hatiku saat
Ku duduk berdua denganmu
Berjalan bersamamu

Jumat, Sabtu, dan Minggu ini merupakan hari libur. Dan hari minggu ini tiba-tiba syakira memberikan pertanyaan sederhana namun sangat indah bagiku. Syakira mempertanyakan mengenai masalah-masalah kampus telkom ini. Yang pertama dia tanyakan adalah “Ris aku nanya ya ke kamu, kenapa sih penerangan kampus di telkom sangat minim terang cuman di kampus bagian desa alias LC dan fakultas teknik, tapi di telkom bagian kota kurang penerangan (FIT, FIK, FEB, FKB). Ini contohnya depan WDP gelap. Bahkan penerangan gak ada sama sekali di jalan radio sama sekali gak ada penerangan. Kan kasian mereka yang kost di daerah belakang kampus. Malahan di akhir semester kemarin sempat ada begal, untung ada satpam yang nyalamatin korban begal itu. Kenapa ya ris, kampus gak mau nyalain lampu atau bikin kek kerja sama dengan dinas terkait untuk membangun lampu di jalan radio juga. Apakah kampus gak ada duit? Tapi gak mungkin si gak ada duit, orang bisa bangun videotron, dan di nyalahin 24 jam loh, bisa nyalahin videotron, masak nyalahin lampu, kampus gak bisa ya ris? Kan Lucu”. Lantas aku hanya tersenyum kecut mendengar pertanyaan Syakira,  hanya diam jawabku.

Kemudian Syakira melempar pertanyaan mengenai kenaikan KTM yang tetap di permasalahkan oleh mahasiswa di kampus. Dia bertanya begini “ Ris kan kalau kita pertama masuk kuliah dapat KTM yang ada E-Money nya, harusnya kalau kita ilang KTM nya juga harus sesuai dong, harus dapat yang ada E-Money nya. Lah ini sudah dua ratus ribu, ya Cuma dapat gitu ajah, malah kualitasnya lebih buruk tipis. Gitu banget ya kampus ngasih denda semena-mena”. Lantas aku jawab “Semoga  Tuhan mendengarkan keluhan mu ya Syakira”

Dalam hati Cuma ngebatin “tumben ini bocah mendadak kritis gini”. Aku coba buka pembicaraan, “Tau gak sekarang drama korea nya lagi bagus-bagus ya, ada meanhole sama School 2017. Keren tau”. Syakira menjawab “Iya tau udah nonton wek, ngikutin juga ya kamu ris. Drakor mania banget sih, emang galauers kamu mah”. Tiba-tiba aku menirukan beberapa kosa kata yang sering di temukan di drama korea “Aigoo, Arasseo, Gomawo, Daebak”. Tersenyumn lah Syakira melihat ku seperti tadi. Dalam hatiku berkata”Ya Tuhan  berikan aku nafas untuk terus bisa melihat senyum Syakira, udah itu ajah Ya Tuhan gak banyak-banyk kok”

Ris, mau nanya lagi nih ya “ Kenapa sih kampus tiap tahun nya naik, biaya semester tiap angkatan beda-beda untuk satu jurusan. Alasan naikin nya apa sih, dan buat apa juga fungsinya naikin gitu”. Diam sejenak menghela nafas, tiba-tiba Syakira melemparkan pertanyaan lagi. “Ris di regristrasi on site pertama masuk, kenapa harus beli kartu telkomsel yang ada kuotanya dan harus regristrasi Tcash, padahal itu gak ada tulisannya loh untuk regristrasi onsite harus membeli itu. Aku dulu cuman bawa uang dua puluh ribu, eh gara-gara itu aku harus balik loh ris, itu termasuk illegal gak sih atau pemerasan buat apa juga sih kampus bikin gituan”. Aku melihat syakira begitu kritis, cukup hanya senyum kecilku yang ku pamerkan. Dan seperti hati ini bilang “Ada orang-orang yang jatuh cinta, tapi tidak ditakdirkan bersama. Ada orang-orang yang bersama tapi tidak jatuh cinta. Ada pula orang yang jatuh cinta, ditakdirkan bersama. Tetapi aku hanya memilih jatuh cinta dengan diam-diam”. Tiba-tiba Syakira bicara, “Diam aja sih, jawab dong ngelamun ajah sih. Jangan bilang jawabnya ngobrol-ngobrol di selesaikan di warung kopi, itu kemunduran berfikir intelektual tau -__-“. Lantas aku bilang “ iya gampang”

Syakira sambil mendengarkan lagu payung teduh berjudul akad dan sambil makan tahun sumedang di ruang tamu kost itu terus menghujaniku pertanyaan tiada henti. Sejenak diam Syakira mengatur nafasnya “Sekali lagi aku denger tiap tahun masalah asrama itu ada-ada ajah, di tahunku juga bermasalah ada mahasiswa yang tak kebagian kamar, lalu tiap tahunnya selalu ber masalah dengan air yang kotor, dan paling bingung mengenai ketersedian jemuran. Dan penyelesainnya pun tiap tahun di lempar kuisioner dari DPM atau BEM ke mnahasisa baru. Gitu-gitu weh penyelesainny,a tanpa ada langkah yang kongkrit. Malah sekarang BEM dan DPM ribut, gak begitu mersakan banyak dampak deh dari BEM dan DPM”.

Sore itu menuju senja, sambil makan tahu sumedang Syakira bernyanyi tentang tahu sumedang.

“Tahu Sumedang.. tahu nu matak sono
ceuk kuring can aya anu bisa ngelehan.
Tahu Sumedang.. tahu nu pang raosna.
 Komo di cengek-kan komo lamun disambelan.
 Ngeunah ceuk murangkalih,
 ceuk nu kolot, ceuk nu ngora..
Ti peuting nepi ka hayam kongkorongok”

Syakira pun berbicara “Video klip akad bikin mawek ya, banyak bawang nya ya ris”. Aku pun bilang “ Iya, aku belajar dari video klip tersebut. Jadi aku dapat kesimpulan mencintai itu gak cukup sampai kakek dan nenek, misal nih nanti Istriku meninggal duluan, bisa aja aku nikah lagi. Mencintai itu sampai liang lahat, kamu di liang yang satu, aku di sebelahmu”. Syakira melempar senyum, entah apa arti dari senyum tersebut. Rasanya Syakira menjadi pusat rotasi bumi untuk saat ini. Bila Syakira butuh telinga untuk mendengar, bahu untuk bersandar, raga untuk berlindung, pastikan aku yang pertama di garis depan, Syakira. Seperti aku sekarang yang jatuh cinta diam-diam, hanya bisa mendoakan, semoga aku terus bisa melihat senyum Syakira, mencintai dalam diam, meski tak tersampaikan, tidak terucap, semoga suatu saat cinta dalam diam ini, bisa bersama dalam ikatan agama, dicatat oleh negara.


Kamis, 24 Agustus 2017

Melihat INDONESIA Dari Pulau Banda (1)




Banda The Dark Forgetten Trail merupakan film dokumenter pertama yang aku tonton pertama di Bioskop. Aku rasa film ini patut diapresiasi dengan keberabnian membuka sejarah yang ditutupi. Dimana sebulem zaman kolonialisme VOC, Pulau Banda sendiri sudah menjadi rebutan untuk pedagang Cina maupun pedagang Arab dengan hasil rempah nya berupa Pala. Dengan Reza Rahardian membacakan narasi “Para pedagang China menyembunyikan rempah-rempah di bawah timbunan sutera. Para pedagang Arab menyebarkan kabar bohong tentang penduduk yang suka memotong kepala. Para pedagang China menyembunyikan rempah-rempah di bawah timbunan sutera. Para pedagang Arab menyebarkan kabar bohong tentang penduduk yang suka memotong kepala.”






Di abad lima dan enam sendiri rempah-rempah sudah menjadi rebutan di tanah Eropa,  hingga Voltaire menulis “Setelah tahun 1500 tak ada lagi rempah tanpa pertumpahan darah”

Hingga akhirnya bangsa-bangsa Eropa (Portugis, Spayol, Inggris dan Belanda) melakukan ekspedisi, menelusuri jalur sutra  untuk mencari rempah-rempah. Dan sampailah mereka di Pulau Banda berebut. Jauh sebelum Bangsa Eropa datang ke Pulau Banda sudah ada ramalan mengenai legenda “Banda akan dikuasai orang-orang bermata kucing dan berambut jagung”. Sampailah pada dinamika persaingan antar negara Eropa yang berujung monopoli perdagangan buah pala di Pulau Banda, aksi kekerasan, dan genosida terhadap masyarakat asli Banda. Dari situ, sejenak terlihat pula gambaran praktik imperialisme negara-negara adidaya kala itu. Melalui Perjanjian Tordesilas inilah bangsa-bangsa Eropa membagi peta tanah jajahan, dengan semboyan yang terkenal dengan “gospel, gold, dan glory”

Perlakuan bangsa-bangsa Eropa yang ingin memonopoli hasil perkebunan pala, tidak di sukai oleh masyarakat Banda. Masyarakat Banda sendiri menganut sistem perdangan bebas, yang bebas di jual ke pedagang China dan Arab. Hingga terjadi perundingan antara masyarakat Banda dengan pihak VOC yang diwakili oleh Laksamana Verhoeven, perundingan ini berjalan buntu sehingga berakhir dengan terbunuhnya Laksamana Verhoeven dan empat puluh serdadu VOC yang diserang warga Banda Naira di sebuah hutan kecil di kawasan yang saat ini dikenal dengan kampong “verhopen”. Yang tersisa hanya JAN PIETERSZOON COEN, yang menjadi saksi terbenuhnya pasukan VOC hingga dia menyimpan dendam ke warga Banda.

Pada usia tiga puluh satu  tahun JAN PIETERSZOON COEN menjadi Gubernur Jendral VOC. Hingga Coen memindahkan pusat pemerintahan VOC ke Jayakarta, yang di beri nama oleh Coen sebagai kota “Batavieren” (Batavia). Tepat pada 27 Februari 1621 armada perang Coen tiba di Benteng Nassau, Banda Naira. Ia berhasil menghimpun pasukan militernya terdiri dari 13 kapal besar, 3 kapal kecil, 6 perahu layar, dengan pasukan tentara sebanyak 1.665 orang eropa, ditambah 250 tentara yang telah menetap di Banda, 100 orang tentara bayaran dari pasukan ronin-samurai, dan 286 tawanan asal Jawa sebagai buruh kapal.

Coen sendiri berniat membelas dendam ke warga Banda sekaligus menaklukan Pulau Banda. Pada serangan pertama Coen gagal total, namun pada serangan kedua pada 11 Maret 1621. Kali ini dia lebih strategis, menerjunkan tentaranya pada 6 titik sekaligus untuk mengelabui rakyat Banda. Dalam waktu singkat, pasukannya telah menduduki pos-pos penting di sebelah utara dekat Ortatang dan sebelah selatan dekat Lakoy. Coen sendiri melakukan penaklukan dengan kejahatan Genosida membunuh warga banda. Pengejaran terhadap penduduk Banda dilakukan secara sporadic dan kejam. Warga yang ditemukan dan melawan langsung dibunuh ditempat. Sebagian ditembak, ada juga yang dipukuli dengan senjata sampai hancur kepala. Begitu sadisnya, banyak orang memilih membuang dirinya di tebing-tebing tinggi daripada mati ditangan VOC. Sebagian yang berhasil ditangkap lalu dipaksa mengaku terlibat dalam konspirasi di atas kursi penyiksaan yang mampu membuat tulang-tulang kaki, tangan remuk patah dengan sekali putaran tuasnya. Sebagian penduduk lain dibuang ke Batavia dan dijadikan budak.  Pulau banda sendiri di isi oleh budak-budak dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan NTT.  Sejak saat itu orang-orang Banda adalah hasil kawin campur dari berabagai macam suku Nusantara dan bahkan bangsa lain, sehingga di simpulkan dalam film ini hanya tersisa sedikit warga asli Banda.


JAN PIETERSZOON COEN menulis sejerahnya dengan darah orang-orang banda"


Senin, 17 Juli 2017

Zaman Djancok (1)----Koe

Djancok......


Aku sedang berada di zaman djancok, dimana orang-orangnya merebutkan siapa yang paling benar. Dan bagi yang salah, bakal di bikin malu-semalunya.

Zaman djancok juga, tidak melihat manusia sebagai manusia seutuhnya. Tapi yang dilihat, bagaimana tampilan manusia, bukankah tampilan itu bisa membutakanmu? Kadang aku berfikir, siapa sih orang yang pertama kali membuat konsep sopan dan rapi itu arus berkemeja, bercelana panjang, dan bersepatu. Indonesia sendiri adalah negara yang mengagungkan protokoler. Aku membayangkan suatu saat di negeri ini, tak usahlah terlalu protokoler banget, yang penting pake baju, celana, bebas mau menggunakan sepatu, sendal maupun nyeker. Keren, seandainya orang-orang bebas nyeker, menteri, presiden dan rakyatnya pun bisa bebas nyeker. Karena kaki itu memang harus bersentuhan langsung dengan tanah maupun kerikil. Untuk merangsang peredaran darah, tubuh, jasmani dan rohani. Nyeker adalah salah satu cara progresif bagi suku badui, aku mengagumi itu. Karena suatu saat kalau kita jalan-jalan muter-muter ke surga itu gak perlu pake sendal. Hanya penghuni neraka yang butuh sendal peredam panas api neraka.


Begitulah nilai etika bisa berubah-ubah. Zaman kerajaan dulu meskipun perempuan-perempuannya hanya mengguakan kemben, tapi perempuan tersebut dilarang memamerkan payudarannya. Sekarang justru dianjurkan oleh moral kebudayaan. Bahkan, semakin berani buka-bukaan semakin laris. Jadi ya jangan terlalu di mutlakkan protokoler kesopanan bagi seseorang tersebut, toh nilai moral-moral kebudayaan itu selalu berubah-ubah, yang kekal itu nilai agama. Kalau budaya berubah-ubah, ya santai saja menghadapi perubahan gak perlu menjadi orang yang mudah marah. Kalaupun kalian mudah marah, marahlah yang berestetika. Jika kamu marah dengan orang lain, berikan hadiah orang lain tersebut sendal, dan bilang “Ini hadiah sendal untukmu, supaya bisa menahan kaki-kakimu dalam panas nya api neraka”.

Djancok koe...... ( koe ungkapan jawa, berarti kamu)


Look up dan Look down, bercampur baur dengn zaman djancok. Maksudku ketika kita bertemu dengan seorang pejabat, secara tak sadar kita harus look down alis tunduk untuk memberikan hormat kepada pejabat tersebut. Padahal dalam tatanan demokrasi modern, rakyat berada dalam struktur tertinggi. Dan pejabat tak lebih sebagai palayan masyarakat. Jadi yang harus look down itu pejabat, malu karena pekerjaannya tidak bisa maksimal. Tapi kenyataanya, pejabat yang korupsi itu malah bangga tersenyum cerah dengan hasil nyolong duit negara, tidak punya rasa malu karena tidak amanah dalam jabatannya. Harusnya pejabat seperti harus malu dan look down kepada rakyat.
Untuk itu, masyarat di Indonesia itu harus diajari cara noleh kanan atau kiri. Artinya punya kesangupan untuk berposisi dan bersikap egaliter, sama dan sederajat dengan orang lain. Pergaulan masyarakat yang dalam prakteknya yang menganggap orang lain sebagai “bawahan” atau “atasan”. Bahkan, bisa “diperbudak” atau “memperbudak”, “diperas” atau “memeras”


Masyarakt Idonesia cukup tinggi bakatnya “sakit leher”. Cuma bisa look up dan look down. Karena pada zaman djancok ini, diperanakan oleh suatu tatanan kemasyarakatan yang hierarkis-feodal. Proses modernisasi bangsa Indonesia tidak cukup jauh menolong penyembuhan “sakit leher”. Apalagi tak kalah untuk kepentingan mobilisasi politik masyarakat modern, kita “direfeodalisasikan” oleh yang punya kuasa atas negara ini.


Bakat tinggi, untuk sakit leher, berbanding terbalik dengan pertumbuhan demokraisasi tata sosial. Jika seseorang camat merupakan “Raja Kecil” kepada staf dan penduduk mesti membungkuk-bungkuk sedemikian rupa di hadapannya, serta ia tetap juga berposisi  camat ketika dia makan direstoran, ketika mancing ikan atau ketika main sepakbola. Maka kacaulah cita-cita demokrasi. Bola tak akan kita rebut dari kaki pak camat, ikan-ikan di kolam kita tatar agar berduyun-duyun mengerumuni umpan pak camat, padahal ketika mancing atau bermain bola ia tidak berfungsi sebagai camat.


Jadi, jabatan merupakan salah satu proses look up and lookdown Padahal aslinya rakyat itu posisinya tertinggi dibanding kedaulatan pemerintah. “Pemerintah itu ‘pmbantu rumah tangga negaranya’ rakyat”. Jadi sudah terbalik dalam proses lookup dan look down di zaman djancok.


Djancok koe...


Pos yang lain dari “keharusan” Look up dan look down misalnya adalah satuan-satuan status sosial yang lain, seperti gelar, pemilikan kekayaan, atau mungkin juga ras.
Orang yang punya gelar (akademis, atau kebangsawanan) selalu dianggap “di atas rata-rata” Dengan demikian “manusia rata-rata”bersikap look up kepadanya. Tak peduli apakah ia punya fungsi atau reputasi yang sesuai dengan gelarnya atau tidak.


“Janganlah engkau berjalan di depanku sebab aku bukan pengikutmu, Jangan pula berjalan di belakangku sebab engkau bukan pengikutku. Marilah berjalan di sisiku kita melangkah sejajar bersama”

Zaman Djancok in prometheus




*)beberapa tulisan saya ambil dari karya Imam Besar Cak Nun (Emha Ainun Najib)

Jumat, 07 Juli 2017

Ini Cintaku, Mana Cintamu?

Sosial media bulan-bulan ini di penuhi dengan gegap gempita suasana ajaran baru. Terutama sosial media line di penuhi pesan dari calon maba yang bertanya gimana sih cari ipk 4, tipsnya kuliah, serem gak sih ospek itu, asramanya gimana airnya, berhantu gak tempatnya. Sudah rumus tiap tahunnya pasti seperti itu. Dan tentunya hal yang paling berat untuk calon maba adalah yang sedang LDR, entah kenapa mereka yang LDR menurutku pasti hanya bertahan satu semester terutama buat mereka yang berbeda provinsi, dan seharusnya spanduk di depan kampus itu bukan ditulis “Selamat Datang Mahasiswa Baru Di Kampus Perjuangan” tapi harus nya di ganti dengan tulisan “Selamat Datang Mahasiswa Baru Pejuang LDR, Kapan Putusnya?”. Gak hanya berhenti di situ, nanti akan muncul kakak tingkat (kating) yang gak sedikit muncul dengan sok care nya, ngasih jawaban ngechat bakal janji bantuin ospeknya pasti aman tenang kok. Rata-rata di isi kaum pria yang sudah cukup lama menjadi tuna asmara di isi oleh angkatan 2015 atau 2016. Kata-kata ospek adalah salah opsi untuk menebar benih-benih cinta oleh kakak tingkat yang rindu belayan kasih dan sayang. Memang cinta itu gak akan bisa lepas dari dunia remaja. Contoh ada ajah mahasiswa baru yang bisa jatuh cinta karena berada pada satu group maba yang sama, berawal cuma tanya, udah ngisi regristrasi ini belum? Akhirnya saling pap dan nyaman. Timbullah rasa cinta, walau belum pernah bertemu bagaimana bentuk fisiknya. Bahagialah bagi dua insan yang saling mencinta tanpa alasan. “Karena Aku Mencintaimu Tanpa Karena”. Terkadang juga di dalam satu group maba, ada satu tragedi bernama cinta segitiga yang bertepuk sebelah tanngan. Padahal belum pernah bertemu loh tapi semua memang bisa di buat oleh yang namanya cinta. Cinta adalah rasa yang ada di dilam jiwa setiap insan manusia. Yang dimana rasa itu akan menimbulkan kebingungan tanpa alasan. Sedangkan apa itu mencintai? Mencintai bisa terjadi tanpa adanya nya cinta, mencintai tak lebih dari suatu pilihan. Pernah mendengar omongan, “Biarkan aku mencintai dia,aku yakin cinta itu datang karena terbiasa”. Nah hal seperti ini biasanya belum menemukan cinta, tapi dia sedang mencintai. Mencintai adalah permainan judi yang kadang  berhasil, kadang juga tidak. “Tuhan menciptakan pegal di punggungmu di hari Sabtu, menjadikannya linu di hari Minggu, dan Menyembuhkannya di hari Rindu”
Aku sendiri mencintai perbedaan. Mengapa manusia setiap sekolah dari SD-SMA harus bersegeram, jika perbedaan adalah Rahmatan Lil Alamin?
Perbedaan adalah hal abstrak, orang menikah itu karena perbedaan yang bersatu kan. Tapi sayang, kita sekarang hidup pada zaman siapa yang benar dan siapa yang salah. Kita terlalu sibuk mengkafirkan sesama manusia dan berusaha paling benar. Terlalu menkotatak-kotakan bersal dari Islam apa ini. Orang yang masih memperdebatkan syaih dan sunni tak lebih dari orang yang telat lahir. Negeri ini sedang sibuk membenci, ditambah dengan sumber berita yang berisikan ujuran kebencian, belum lagi dengan dinamika partai politik yang membawa agama sebagai bahan jualanya supaya laris manis di pilih. Kita butuh Islam yang ramah, bukan Islam marah, kita tak jarang mengalami betapa kita terjebak untuk bersikap mutlak-mutlakan ditengah perbedaan pendapat. Ini karena kita amat possesif terhadap pemilikan kita atas pengertian-pengertian kita sendiri. Bagai seorang perawan yang tak mau secuil pun lelaki pujaannya dijelek-jelekkan oleh orang lain. Kita begitu romatik, karena memang pada dasarnya kita begitu mencintai dan bahagia dengan Islam kita. Begitu rupa romantiknya sehingga dalam beberapa hal kita menjadi buta. Kita jadi cepat tersinggung, cepat mangkel, cepat berang dan naik pitam jika sedikit saja hal tentang ‘pacar’ kita itu disentuh orang. Secara rasional kita menjadi tidak objektif. Dan secara spiritual-psikologis kita menjadi tidak dewasa, tidak rendah hati. Keduanya bergabung dan menghasilkan suatu sikap yang tak menyiapkan untuk membuka diri dan menerima kemungkinan-kemungkinan kebenaran baru atas diri kita. Dalam keadaan begitu kita tanpa sadar, sering melangkahi peringatan Allah, Kita sering cepat berburuk sangka, cepat cenderung mencari hanya kesalahan-kesalahan saudara kita ynag lain. Bahkan ada prototype mentalitas kita yang kurang biasa berbeda dalam berhadapan ini, mendorong kita mengungkapkan perbedaan itu dengan cara jauhilah dari berprasangka buruk. Masih banyaknya umat Islam yang sulit menerima perbedaan dengan ditambah gerakan terorisme yang berlindung atas nama agama. Tak ayal munculah Islamophobia, kekhawatiran yang berlebihan terhadap agama Islam dan kaum Muslim.
Dengan munculnya Islamophobia, mendorong kita selaku umat Islam membenci barat. Yahudi, Kristen, China. Tidak selamanya Yahudi itu jahat. Yahudi di Amerika Serikat membantu umat Islam dengan demonstrasi terhadap Presiden Donald Trump terhadap boikot umat Islam di Amerika. Orang-orang keturunan  etnis china di Indonesia, membantu kemerdekaan Indonesia, ikut berperang dan tergabung juga dalam BPUPKI dan PPKI. Ingat kalian dengan tragedi 98, salah satu korban terbesarnya adalah etnis China. Mereka menjadi korban perkosaan masal dan penjarahan toko-toko yang di miliki etnis ini. Apakah kita akan mundur dan kembali ke periode terburuk bangsa ini? Umat kristiani, juga terus membantu imigran-imigran perang yang berasal dari timur tengah, yang mendarat di daratan Eropa, terutama Yunani dan Italia. Dengan banyaknya peristiwa bom bunuh diri yang berada di Eropa dan Amerika, yang banyak menjadi korban adalah Umat Kristiani. Semakin gilanya, orang yang akan melakukan bom bunuh diri akan mengucapkan kalimat Takbir. Para sandera yang di tangkap oleh Isis di bunuh diawali dengan kalimat Takbir. Gila kataku, sebercanda itu mengucap kata Takbir.
Semakin banyaknya partai politik, yang menjual Ke Islamanya, semakin banyaknya teroris yang berlindung di balik kata Islam. Tak ayal Gus Dur pernah berkata “ Islam yes, Partai Islam no” hingga muncul gerakan golput, Islam adalah narasi kesejukan jiwa, Politik membawa narasi kepentingan. Sehingga kalau di ampur adukan tidak akan menyatu. Dan terorisme itu bukan atas nama Islam, tapi orang yang tidak bisa menerima perbedaan.
Kawan, stop semua perdebatan siapa yang benar, siapa yang salah. Jika kamu bertemu dengan teman yang sering mengkafirkan orang lain. Maka jawablah “ ketika kamu mengkafirkan orang lain, apakah kamu sudah sadar dengan kafirmu sendiri” dan jawablah lagi “ Jika aku sesat, apakah kamu tega menjerumuskan aku ke neraka? Jika Saudaraku melihat aku sesat, dan bersedia mengishlah membawaku kepada jalan yang benar, maka alangkah besar rasa syukurku
Gus Mus berkata di mata najwa “Islam adalah moderat” berarti Islam bukan agama yang tertutup, Islam berani menerima perbedaan sesuai kaidhahnya.
Saudaraku tahu mungkin kemusliman kita ini belum apa-apa dan sungguh masih amat jauh dari yang dikehendaki Allah, karena itu betapa kita semua harus senantiasa siap terbuka atas nilai-nilai kebenaran Islam yang mungkin saja kemarin masih belum kita insyafi. Banyak hal kita ketahui, namun jauh lebih banyak lagi yang belum kita ketahui. Allah telah memaparkan segalanya, tapi barangkali mata kita masih cukup buta dan telinga kita masih agak tuli. Segala yang ‘kita kuasai’ itu pastilah sedzurroh saja dibanding realitas dan nilai yang sesungguhnya yang disediakan oleh Allah Yang Maha Kaya.
Kita semua adalah khalifah fil-ardh pemimpin di muka bumi, tetapi engkau atau aku bukanlah satu-satunya khalifah. Dan aku kira tidak benarlah apabila kita mempunyai sikap seperti itu: seakan-akan kita adalah langsung mewakili Allah dimana setiap orang musti sependapat dengan kita, betapapun secara subjektif kita amat meyakini dan menganggap luhur keyakinan serta kebenaran pikiran kita sendiri itu.
Berhentilah dengan mudah mengatakan kafir, mari belajar berkomunikasi dengan dewasa, mari berlomba-lomba saling rendah hati, berlomba-lomba menghormati perbedaan, saling menyamankan hidup,  tanpa menonjolkan ‘gengsi’ atau ‘harga diri’ pada proporsi yang tak wajar, atau tanpa etos ‘mempertahankan pendapat secara membabi- buta’ seperti yang sering menjadi watak dari dialog-dialog moderen dewasa ini, yang acapkali terkotak pada dimensi ‘intelektual’ belaka.
Kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Adil itu lebih dekat kepada takwa. Takwalah kepada Allah. KEBENCIAN yang bercampur dengan IRI DENGKI menyebabkan orang kalap dan seringkali menghalalkan segala cara. Jangan berlebihan membenci. Nanti engkau akan menghalalkan segala cara untuk mendiskreditkan orang yang engkau benci. Dan engkau sendiri yang rugi. Dan Menghormati orang lain adalah bagian dari menghormati diri sendiri. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang hanya mengasihsayangi hamba-hambanya yang memiliki rasa belas kasihan. Tak lupa, jika kita menolong orang harus bertanya, apa agamanya dan apa golongannya?
Kalau kita boleh meyakini pendapat kita sendiri, mengapa orang lain tidak boleh meyakini pendapatnya? PERBEDAAN adalah hal yang FITRI. Maka upaya PENYERAGAMAN merupakan upaya SIA-SIA.
Itulah cintaku terhadap perbedaan, bagaimana dengan cintamu?


*Beberapa tulisan saya kutip dari Gus Dur, Gus Mus, Quraish Shihab, Joko Pinurbo, dan Caknun 

Selasa, 25 April 2017

Bukan April Moop

Yang tidak pernah aku fikirkan, malah aku bertemu dengan situasi itu. Iklan sebuah teh celup "ini teh kantong bunda sari wangi, yang rasanya enak sekali" kurang lebih mengiring obrolan siang hari itu dengan Syakira. Aku bercerita tentang asal mula jajanan yang ada disekitar kampus, ada cuangki yang maksudnya cari uang jalan kaki, ada es doger dorong gerobak, ada cilok aci di colok, ada cimol aci di cemolin, ada cireng aci di goreng. Ya kurang lebih begitu obrolan siang itu. Syakira melanjutkan cerita tentang kartini, kebetulan kemaren lusa kita udah menonton film kartini.
Syakira melihat bagaimanapun kartini sudah menerobos zamannya, Kartini sudah berfikir maju untuk mengangkat derajat kaum perempuan, yang sengaja di pinggirkan oleh sistem hirarki budaya jawa. Dipingit tidak boleh keluar rumah dari menstruasi pertama sampai ada yang bersedia untuk melamar, entah untuk jadi istri keberapa kedua, ketiga harus siap. Perumpuan tak lebih mengurus kasur dan daour. Bayangkan kebosanan nya seperti apa? Karti sudah menerobos dengan pemikiran nya, kartini pada mulanya untuk menyelamatkan hatinya sendiri dari perkosaan adat yang merampas kemerdekaan dan fungsi sosialnya. Maka ia raih buku-buku, dan menyelamatkan hatinya di dalam dunia pustaka. Seperti dengan sendirinya ia tinggalkan dunia kenyataan dan memasuki dunia intelektual, dan di situ pula ia dapat temukan nilai-nilai sosial yang lebih bermutu di dalam peradaban eropa. Syakira berucap berapi-api. Tak hanya Kartini, menurut syakira, semua perempuan yang menghargai dirinya, dan menginginkan kemajuan sesamanya, maka 'HARUM NAMANYA'. Aku tersentak dengan ucapan syakira tersebut, lantas dia tersenyum dan bilang 'aku juga akan menginspirasi'. Kataku Kartini itu juga hebat, karena sudah menemukan listrik pertama di Indonesia, syakira menjawab 'kok bisa?'. Ya karena Kartini sudah menulis buku habis gelap terbitlah terang hehe, yeayyy malah bercanda, kata syakira. Obrolan itu tak terasa hingga air hujan mulai jatuh ke bumi, sampai berganti iklan toko online ' Bukalapak cingcang hargai santai kagak lebay'. Kemudian Syakira bercerita tentang awal kita bisa sedekat ini, mulai dari dia yang ngomel-ngomel kalau macet di ciwalk, kamu gak malu diliatin orang, aku sempat bertanya seperti itu ke syakira. Ya bodoh amat mereka gak ada yang kenal, jawabnya simpel tanpa beban. Nonton film logan sampai ketiduran di bioskop. Makan bakso istighfar di Pasteur berdua, yang kataku baksonya seukuran kepala bayi hehe.
Atau beli ice cream gelato, balapan makan pizza setengah meter, ke lembang cuma foto ke kebun teh dan shubuh-shubuh berangkat ke moko cuma pingin liat matahari terbit sampai Syakira ketiduran pas sholat shubuh di moko, pas mau matahari terbit eh malah mendung kentang deh zonk.


Dia bercerita seperti itu selama sebulan lebih aku bertemu dan mengenal Syakira. Syakira pun bertanya ke aku ' lantas kita ini apa? dua makhluk yang saling berteman? Bersahabat? Atau dua makhluk yang saling jatuh cinta, tapi pura-pura bodoh dan pura-pura tidak mengakui?' Aku kaget dan permen yang aku makan rasanya ingin keluar dengan perkataan syakira tadi? Aku pun bertanya ke Syakira 'kamu sehat bilang gitu?'. Syakira diam sejenak. Aku tiba-tiba tertawa dan bilang 'ada-ada ajah kamu mah udah sore nih, emang tahu apa itu cinta? Pret'. Syakira menjawab 'mas yang bilang sendiri kan arti dari definisi adalah membatasi dan katanya mas orang yang sedang jatuh cinta itu tanpa 'tapi' tanpa 'alasan' kalau ada orang jatuh cinta ditanya dia punya alasan, untuk mencintai orang yang dia sukai itu, berarti dia hanya jatuh cinta yang bohong. Cinta itu tanpa karena-karenaan, cinta itu tanpa itung-itungan, dan aku sudah menemukan itu 'tanpa tapi'" begitu kurang lebih Syakira bilang. Aku kaget, tapi tak kutanggapi terlalu serius, faris itu ngerti, mahasiswa di skorsing track record nya aneh, trackRecord Faris selama kuliah di TelU :
2013 : masuk telu
2013 : mimpin demo asrama gedung D
2014-2015 : ketua kongres mahasiswa pertama telu
2014 : digebukin, diseret, digigit anjing polisi gara-gara demo kenaikan bbm terus ditangkap polisi lagi
2015 : menteri kajian strategis bem kema telu
2016-sekarang : ketua umum HmI FIT Telkom
2016 : wisuda D3 Teknik informatika dgn ipk masih 3 koma dikit
2017 : di Skorsing kampus gara-gara bersolidaritas perampasan buku dan di skorsing juga gara-gara demo lagi.
Ya kan aneh, pincang lagi. Syakira menjawab dengan cepat 'sek mas sek, mas juga bilang kalau gak bisa jadi yang pertama, harus jadi yang terbaik dalam satu bidang, kalau gak bisa jadi pertama terbaik jadilah yang berbeda. Mas sudah berbeda, mas berbeda karena masih mau mikirin orang lain, mas masih mau solidaritas dalam bidang sosial, mas masih mau masih ngebantu petani yang dirampas hak nya. Dan mas tahu aku suka liat foto IG mas yang memberikan sambutan di pelantikan GMKI Telkom ( Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) di Gereja itu, aku suka caption nya
' Negeri ini mau tidak mau harus dihuni oleh banyak pikiran. Harus dihuni oleh banyak pandangan. Lebih jauh lagi pemuda justru paling melihat potensi konflik kalau kita tidak sejak awal memastikan bahwa kita hanya berbangsa satu, bertanah air satu, berbahasa satu. Kita tidak beragama satu dan kita tidak berpandangan hidup satu. Itu adalah keindahan demokrasi yang kita peroleh jauh sebelum proklamasi. Semoga benih-benih toleran ini tumbuh di manapun di bumi Indonesia bagian manapun. Aku suka mas, aku menerima mas apapun, pincangnya mas telah dutupi dengan isi otak mas. Mas berani, cinta itu gak ngomongin kalkulasi mas. "Aku bawakan mayatku padamu, tapi kau bilang hanya Aku bawakan cintaku padamu, tapi kau bilang masih Aku bawakan arwahku padamu, tapi kau bilang hanya Tanpa apa aku datang padamu". Aku kutip itu sajaknya sutarji khusus buat jawab pertanyaan mas, mengapa kita harus berfikir mengenai perbedaan, kenapa tidak berfikir mencari persamaaan seperti matematik?' aku jawab spontan 'karena cinta adalah bahaya yang lekas menjadi pudar'. Syakira tertawa dan dia bilang 'iya mas aku tahu, cinta itu dalam biologis bisa di jelaskan, cinta dibentuk oleh feromon. Feromon diproduksi oleh tubuh secara alamiah, berfungsi untuk "berkomunikasi" dengan orang lain secara kimiawi. Tiap-tiap orang memiliki feromon yang unik ,  apabila seseorang melepaskan feromon, maka sensor khusus yang ada di hidung akan menciumnya dan tubuhnya akan bereaksi terhadap feromon tersebut. Dan aku merasakan feromon dari mas tau hehe, memang feromon itu ada batas waktunya dan pudar tapi liat kakek nenek yang pas kita jumpai di jalan kemaren tetap masih bergandengan tangan, masak iya pudar cinta nya? Karena apa mas? Komunikasi yang gak berhenti dan pasti gak pudar. Entah mas, aku berkata saat ini; aku mau menemani mas saat mas sakit, aku mau menemani mas saat mas pusing dengan tugas kuliah. aku mau menemani mas saat sedih pas di skorsing, aku mau menemani mas saat mas sibuk dengan organisasi mas, aku mau menemani mas saat mas bahagia akhir nya di wisuda, aku mau menemani mas saat mas bingung cari kerja atau beasiswa lanjutan. aku mau menemani mas saat mas stres di tolak lamaran kerjanya. aku mau menemani mas saat mas stres dengan kerjaan mas. Aku mau mas karena semua itu tanpa hitung-hitungan kalkulasi untung rugi, yang seperti kata mas bilang kaya sistem kapitalis itu. Dan terakhir mas,  tau lirik nya Banda Neira Sampai Jadi Debu?
"Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersama mu
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu"
Ya mas karena aku selalu merasa aman di sebelah mas. Ku di liang yang satu, ku di sebelahmu.'
Aku sudah tak bisa berkata-kata lagi melihat Syakira yang sudah berdialog panjang lebar. Dan aku mengeluarkan dua tiket konser Kahitna, mau kah nonton konser bareng?
Syakira cukup menganggukan kepala dan tersenyum. Entah apa yang difikiran Syakira, aku belum menjawab dari argumen dia. Seperti tulisan ini, aku juga berfikir dan terdiam berdialog dengan hati dan otak ku, jika memang Syakira, aku harap dia adalah titik, tidak ada alenia baru setelahmu syakira.

Selasa, 21 Maret 2017

Tentang Aku dan Bunda

Karena kasus skorsing mungkin membuat sedikit tidak produktif lagi untuk menulis. Karena juga masih dengan internasional women day. Kali ini aku akan bercerita ttg sosok bunda bagiku. Namaku lazuardi Adnan Faris yang lagi booming karena kasus skorsing. Aku dilahirkan tanggal 23 Desember, aku dilahirkan dengan proses yang normal. Namun aku bisa berjalan ketika usiaku menginjak 3-4 tahun. Aku terlahir dengan cacat setengah badanku sebelah kanan tidak bisa berfungsi dengan baik, mirip-mirip stroke tapi bukan polio. Sehingga aku kalau jalan kakiku pincang tanganku mengkerut. Kalau ditanya apakah kamu malu? Jawabnya, ya pernah aku merasakan malu, bagiku itu manusiawi tapi jangan berlarut-larut, karena pasti suatu saat aku akan mendapatkan hadiah yang besar dari cobaan yang diberikan Tuhan kepadaku. Suatu ketika saat aku kelas satu SMA, aku mendapatkan musibah tiba-tiba kakiku sulit untuk digerakan. Akhirnya aku dibawa ke dokter spesialis tulang dan aku harus dirujuk ke fisioterapi. Nama fisioterapi diaz medika, sore hari saat itu sedikit mendung aku harus melakukan terapi penyembuhan. Hingga menjelang magrib aku dan bunda dipanggil bu jundiaz. Aku diberi tahu nama penyakitku adalah Cerebal Palsy(CP) jenis spalstik. Jadi ada virus diotak kecil ku yang masuk sehingga memutus jalan syaraf badanku sebelah kanan. Akhirnya selama 17 tahun aku hidup, aku tahu nama penyakitku apa. Hingga aku bertanya ke bu jun "Apakah aku bisa sembuh bu?" Impianku adalah bisa sembuh, aku sama dengan remaja yang lainnya, yang terlihat keren saat main basket, main futsal, sampai bisa ngegitar atau main musik. Aku malu dengan kekuranganku. Sampai bu jun bilang " gini dek faris, ini virus bukan turunan memang dari 1:3000 yang terserang virus ini, jadi kalau virus tidak ada obat dan sembuhpun tidak ada". Aku menunduk lesu, aku berfikir apakah bisa melewati ini semua?. Bu jun menjelaskan penyebab virus ini bisa masuk karena 1. Sering makan udang saat hamil,2. salah proses kelahiran, 3. Saat mengandung pernah jatuh. Bunda mengakui saat 7bulan mengandungku, bunda sempat jatuh, itulah penyebaku menerima penyakit ini. Aku marah saat itu, gak adil bagiku bunda penyabab ini semua. Seketika aku tidak mau berbicara dengan bunda, aku marah semarah marahnya. Selama ini aku berdoa siang dan malam, dan aku harus menerima kenyataanya Tuhan tidak menjawab doaku dan bunda adalah yang membuatku menderita cacat seumur hidup. Besoknya aku kabur dari rumah, aku tidak bisa menerima kedaan kenyataan ini. Aku tidak percaya doa, pekerjaan yang sia-sia.
Aku kehilangan jati diriku. Hingga 3hari setelah itu, aku bertemu sahabat yang ikut panik dengan kaburnya aku. Dia berbicara dengan marah dan blak blakan " kamu tahu ris, kamu bodoh, kamu itu sudah dilahirkan cacat dari lahir. Tapi apa? Bundamu mau merawatmu menerima mu, menyemangati mu, dari sekolah SD-SMA negeri mereka mendukungmu. Coba kalau bunda mu gak kuat, kamu akan di sia-siakan, dikucilkan, bahkan di buang. Tapi apa, bundamu selalu ada untukmu. Sadar ris" Aku sadar, aku telah salah dengan menyalahkan keadaan ini, aku gak bisa menyalahkan bunda dan Tuhan. Aku akan berkompromi dengan keadaan.
Mulai dari situ aku sadar, bahwa kasih sayang bunda itu penuh cinta dan penuh kasih. Aku minta maaf bunda, bunda tetap menjadi sosok yang terbuka maaf dan tetap penuh kehangatan. Hujan mengingat ku, sosok bernama bunda, maafkan anakmu ini bunda, maafkan. Berjalan nya waktu, aku harus di rujuk ke Solo, di akademi fisioterapi colomadu menemui bu nawang. Di sana buatku sendiri adalah pusat penyandang cacat. Jadi jenis itu CP banyak, ada yang gak bisa berdiri, otaknya gak bisa berjalan. Sunggu aku bersyukur dibalik ke kuranganku, masih ada yang lebih membutuhkan bantuan. Tapi saat itu bundaku dipanggil seseorang perempuan. "Bu anak ibu kenapa? CP juga? Bundaku menjawan "Iya, betul bu" Perempuan itu tiba-tiba menangis, dan berbicara bahwa aku itu, gak cacat normal bisa mikir otak jalan. Iya memang disana aku sendiri yang masih bisa diajak komunikasi oleh fisioterapis, secara tidak langsung aku meneteskan air mata. Aku masih beruntung, aku berfikir mereka penyandang cacat cerabal palsy benar-benar butuh bantuan dari orang lain sampai tua, aku bertekad suatu saat aku akan membuat yayasan untuk penyandang cacat, mulai dari situlah aku suka berbagi cerita dengan bunda-bunda penyandang cacat. Saling memotivasi, saling berbagai cerita dan mewakafkan diriku untuk mereka. Aku akan jelaskan sedikit ttg CP penyskitku ini Cerebral palsy (CP) adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan yang mempengaruhi gerak, keseimbangan dan postur tubuh disebabkan oleh cedera otak atau kurangnya asupan oksigen ke otak saat proses kelahiran, sehingga mengakibatkan perkembangan abnormal pada kendali otot dan gerakan. CP biasanya berkembang pada usia 2 atau 3 tahun dan ini merupakan gangguan otak nonprogressive, berarti kerusakan otak tidak terus memburuk sepanjang hidup. Namun, gejala akibat kerusakan otak sering mengalami perubahan dari waktu ke waktu, kadangkala menjadi lebih baik dan kadangkala semakin parah. Antara 35% dan 50% dari semua anak yang mengalami CP akan disertai dengan gangguan kejang dan beberapa tingkat keterbelakangan mental. Mereka juga mungkin memiliki cacat penglihatan dan memiliki masalah dalam belajar, kemampuan berbicara, pendengaran, atau bahasa. Itu sedikit gambaran sedikit tentang CP. Yah, aku juga tidak tahu bisa berjalan sampai kapan, bisa naik motor terus sampai kapan, tangan ini di gunakan sampai kapan, mata ini bisa melihat terus sampai kapan. Suatu saat nanti semua itu akan diambil, dan kelak aku akan duduk di kursi roda. Kenyataan yang tak terbantahkan. Untuk itu sebelum aku tak bisa beraktivitas yang berat, aku akan terus berjuang saling memotivasi di forum komunitas cp dimanapun. Hingga aku memasuki dunia perkuliahan, bunda terus mendorongku dengan penuh semangat. Suatu saat ketika aku asrama, aku diletakan di lantai 4, aku tak mau manja aku menerima di letakan di lantai tersebut.
Hingga kejadian masa sma itu terulang kembali, aku sepertinya sudah mau menyerah dengan perkuliahan yang hampir tiap minggunya aku selalu menangis dengan cacatku ini. Hingga aku mendapatkan pesan yang berharga, "dek kamu itu gak cacat, kamu itu spesial, kamu berbeda, terus semangat ya". Pesan itu membuatku percaya, karena aku spesial aku harus mewarnai dunia perkuliahan ini. Aku bertemu dengan teman kelas D3IF-03 ketemu dwiki, nisha dkk 03 yang selalu manggil pak KM, ketemu rizki lazuardi panitia penyelengara kongres mahasiswa Tel-U peetama, ketemu yakusa13. Cukup sepertinya aku mewarnai dengan kesibukanku berorganisasi, dari ketua kongres mahasiswa pertama telu, menteri bem kema telu, ketua HMI fit. Sekarang? Aku sibuk mengorganisir diluar bertemu petani, ketempat penggusuran.
Sampai disini, bunda adalah orang yang selalu mensupporku. Dan ketika kasus skorsingku semakin meruncing, bunda punya cara menyemangatiku. Bunda, bunda, bunda selalu melihatku sebagai aktivis kecil yang manja dan selalu dijaga. Bunda selalu bilang kebenaran akan terungkap cepat atau lambat kebenaran akan terungkap. Bunda melalui hidup sebagai perjuangan. Bukan sebagai penderitaan. Dan Kebahagiaan akan terasa lebih manis, lewat sebuah perjuangan yang sepenuh hati. Terimakasih bunda, malaikat tanpa sayap yang selalu ada.


Senin, 13 Februari 2017

Bisa Atau Tidak ( Ending Cerita Untuk Nisa )

Aku mahasiswa telkom university Bandung. Kata temenku si iqbal, aku sekarang dipanggil maahasiswa transmigran. Kenapa transmigran, ya karena aku pindah dari kota ke desa, dari FIT ke FIF. Aku mahasiswa ekstensi lebih tepatnya. Tapi aku tak menyebutnya kasta tak ada tulisanku hanya itu sudut pandangku tak lebih. Aku kali ini akan bercerita tentang nisa, seseorang yang dulu sempat singgah di hatiku. Bagiku si nisa itu bukan untuk ku pamerkan. Tapi untuk ku resmikan. Baru setelah resmi baru ku pamerkan. Lantas Bandung bagiku adalah tempat paling romantis. Ya meski aku tidak tinggal di kota bandung, aku tinggal di kabupaten bandungnya. Dulu aku berfikir saat masuk telkom aku kira kampusku ini dingin sejuk, di dalam kota bandung yang nyaman. Tapi ternyata berada di kabupaten Bandungnya . Adakah yang sempat berfikir sepertiku? Yang penting sama-sama Bandung, tambahi dikit jadi bandung coret. Oh ya, tiap aku duduk di depan jendela asrama yang menghadap tol buah batu, atau setiap kuliah di GKU3, kalau liat tol rasanya pingin pulang. Bandung juga menjadi awal pertemuanku dengan nisa. Nisa sendiri adalah perempuan yang lahir di ujung timur Indonesia tapi keturunan asli sunda, yang memilih menetap di Bandung ketika dia SMA. (Kalian bisa membaca pertemuanku dengan nisa, di part 1 bisa atau tidak tapi akan kuceritakan sedikit tentang pertemuanku dengan nisa) Aku bertemu dengan nisa melalui jejaring komunikasi Line, awal hanya iseng masuk group dengan segala ke gak jelasan kuliah. Dari situ aku liat hidung yang tak mancung, kalau pake kacamata pasti melorot, tapi cukup imut. Kalau di hitung dari tahun 2017 aku kenal nisa sudah hampir 2tahun. Hubunganku dengan nisa mengalir begitu saja, di tahun 2015 aku tak pernah mengungkap perasaanku kepada nisa hingga aku tahu dia sudah dengan orang lain. Memang sih yang start duluan belum tentu finish duluan. Hubunganku dengan nisa masih tetap berjalan dengan baik. Hingga di tahun 2016, dengan segala jampi-jampi unek-unek di bulan maret pertengahan uts, aku menulis cerita tentang nisa, ternyata responnya dari yang baca bagus, itulah awal mula aku membuat blog ini untuk mengabadikan ceritaku dengan nisa, seseorang yang tak mau, yang tak akan, yang tak bisa, yang tak tak tak tak ku lepas lagi aku janji dengan diriku sendiri. Nisa pun melihat ceritaku dia pun merespon dengan bahagia, dari awal ceritaku tersebut komunikasi yang jarang menjadi intens. Hingga aku diundang untuk pemutaran film yang film nya di buat oleh nisa. Ini adalah awal pertemuanku dengan nisa. Rasa yang sempat pudar itu, kembali datang. Rasanya cinta itu sesuai dengan hukum kekalan energi " energi tidak dapat di ciptakan dan tidak dapat di musnakan" cinta itu gak bisa kita bikin dia datang dengan sendirinya, move on pun butuh proses hingga bekas luka itu hilang. Dan aku kini meminta hatinya dengan baik-baik. Aku melihat nisa adalah sosok yang tak sempurna, sama denganku yang tak sempurna dengan kepincanganku, tapi dia bisa menerima kekuranganku. Itulah yang aku butuhkan, bukan sempurnanya dia, tapi dia yang mampu membuatku merasa sempurna.
Awal pertemuan itu, aku memang sengaja tak mau berbincang dengan dia setalah pemutaran film nisa selesai. Banyak teman nisa yang memberikan selamat atas kesuksesan pemutaran film nya. Dan aku mengucap selamat atas keberhasilanmu, aku titipkan pesan itu melalui rintik hujan, karena ada yang percaya di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa di dengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansikan ingatan masa lalu. Dua minggu kemudian aku mendapatkan pesan Line dari nisa yang sedang pusing ujian, hingga akhirnya aku mengajak ke mcd kopo, karena mcd buah batu sudah persis kantin telkom yang pindah sedikit dengan warna warni jaket himpunan. Nisa adalah penggemar chocotop tapi kalau makan paket panas 1 bisa awet di perut sampai 1hari. Jadi kalau ajak jalan nisa itu hemat, ekonomis, agronomis. Menuju kopo melewati perempatan buah batu yang katanya perempatan itu tidak adil atau perempatan 1000 tahun lamanya (kalian kalau lewat perempatan itu coba cek lokasi di path maka kalian akan menemukan nama lokasi yang lucu yang khusus didikasian untuk perempatan buah batu). Banyak cerita selama duduk di sini mulai dari awal kenal, pemutaran film dia, hingga sekarang semua tak berubah. Hingga siang menuju sore aku bilang "photo box kuy" dia pun mengiyakan. Hmm ada kejadian lucu saat photo box, saat mau tag gaya pertama tiba-tiba listrik mati dan nisa bilang "kak aku takut gelap" aku pun memegang tangannya, dan itu genggaman tanganku yang terakhir juga untuk nisa, rasanya begitu
. Setelah itu kita mulai menyusun rencana untuk menikmati kota Bandung, mulai dari menikmati masakan nisa dengan lalapan yang aneh, camping di ranca upas dengan bintang nya. Main ke pasar malam kiara condong cuma buat beli kembang gula atau gulali kapas, atau wisata culiner cari es krim karena nisa penikmat ice cream. Sekarang aku tahu Tuhan kan nggak mungkin langsung sedekah ke orang-orang, ya kalianlah sedekah duit kalau punya duit, sedekah ilmu, sedekah senyum.
Masa sih kalau sudah gitu Tuhan gak bales cintamu? Tapi gak mungkin dia belai-belai langsung rambutmu, sentuh bibirmu.
Maka Tuhan ciptakan “wakil”nya, yaitu pacarmu. Maka doalah, “Tuhan, semoga Nisa ini betul-betul orang yang kau pilihkan untukku. Bismillah Nisa yang akan menyumparkan hidupku menjadi shaff di belakangku kelak. Juga dengan Bandung, Bandung memang indah dengan segala isinya apa lagi dengan adanya Nisa makin lengkap sudah sudah keindahan Bandung. Bandung adalah monumen yang merangkum hak dasar semua orang untuk merasa rindu bagi yang pernah bersamanya, bagi yang pernah merasakannya. Nisa juga tak pernah absen memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas akhirku, kalau gak aku kerjaain bakal pundung lama kaya perempatan buah batu. Nisa juga yang membantuku menjadi dubber pengisi suara apliksai. Sampai aku bilang ke nisa " kamu tahu gak bedanya kamu sama skripsiku ; kalau skripsi ku itu tugas akhir kalau kamu itu cinta terakhir". Bahagia dengan skripsi dan nisa hingga aku berharap Nisa menjadi pendamping wisudaku cieelah tapi beneran loh.
Tapi hubunganku dengan nisa gak semulus skripsiku. Entah karena emosiku yang saat itu meledak-ledak dengan H-2bulan sidangku aku kehilangan nya, kehilangan nisa, penyemangatku pengisi dubbingku. Aku menyesal, tak pelak aku takut nisa tak mau mengisi dubbingku, maafkan aku nisa. Tapi syukur nisa benar-benar profesional dia tetap menyelesaikan dubbingnya. Nisa telah menghilang perlahan, aku menyesal. H-3hari menuju sidang, aku melihat facebook nisa dan telah berpacaran. Aku memilih menghentikan semua pekerjaan skripsiku aku sekarang mengalah dengan perasaanku. Tapi aku masih yakin dengan nisa. Aku masih berjuang untuk nisa. Orang yang kuat adalah ketika 7 milyar orang di dunia tidak pernah tahu dia menangis. Terus berusaha, tidak menyerah. Aku tidak menyerah dengan nisa dan akhirnya aku resmi melewati proses sidang 2jam yang menegangkan, resmi sudah mendapatkan gelar Ahli Madya. Tapi perjuangan masih ada satu lagi, yaitu mengembalikan nisa untuk jadi pendamping wisuda juga pendamping hidup. Aku berfikir Juli adalah ulang tahunya, segala upaya momen itu aku pakai untuk mengembalikan nisa. Hingga aku membelikan boneka beruang tapi itu bukan sembarang boneka(semoga nisa masih menjaga boneka itu). Hingga aku benar-benar tahu nisa tak bisa kembali kepadaku. Kini aku tahu, kamu boleh berharap, tapi kamu juga harus tahu caranya berhenti. Aku dan kamu pernah menjadi kita. Sebelum perpisahan itu nyata aku pernah bilang "kamu tahu bedanya kamu dengan air ; kalau air itu sumber masa depan, kalau kamu adalah sumber masa depanku. Hingga kemarin saat aku menulis cerita tentang syakira. Nisa sempat chat aku menanyakan syakira itu siapa dan mengajakku ketemu untuk sekedar cerita, katanya lama tak bertemu. Dan dari semua obrolan itu, aku tahu Nisa akan melaksan tunangan. Dari semua itu kini aku benar-benar berusaha hidup tanpa nisa, sejauh apapun kenangan kita buang, kita asingkan, mereka akan terus ada, sama halnya dengan photobox itu yang masih tertempel di dinding kamarku.
Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu, mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, kini aku juga tahu arti kata ini " Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa" Jika nisa itu adalah kesalahan, jika nisa adalah salah ketik yang di sengaja, aku menikmati kesalahan itu. Semua nya telah dipisahkan oleh takdir masing-masing. Dan lebih dari itu terimakasih untuk kota Bandung yang sudah mempertemukanku dengan nisa. Kota Bandung bukan hanya sekedar kota, lebih dari itu kota ini, dari setiap sudutnya melibatkan perasaanku, Bandung ku pasti kembali. Aku pun berjanji dengan diriku akan datang ke hari bahagianya Nisa. Kini dengan akhir tulisan ini aku merasa rindu dengan nisa, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu. Sudah ku akhiri tulisan ini karena esok pagi aku akan pindah kostan. Pindah kostan itu gampang, membersihkan kostan itu gampang yang susah adalah membereskan kenangannya. Terimakasih Nisa :)